Peresmian Bendungan Tapin Di Kalimantan Selatan
Presiden RI:
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati, Pak Menteri PUPR, Pak Kepala Staf Kepresidenan, Gubernur Kalimantan Selatan, Bupati Tapin; dan
Yang saya hormati, Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI, Forkopimda Provinsi maupun Kabupaten yang hadir;
Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Alhamdulillah, pada pagi hari ini segera akan kita resmikan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Bendungan ini dibangun lima tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2015, dan telah selesai, menghabiskan anggaran Rp986 miliar, hampir Rp1 triliun. Dan Bendungan Tapin ini memiliki kapasitas 56,7 juta meter kubik air, yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir, juga memperkuat ketahanan pangan karena bisa menyediakan irigasi untuk 5.472 hektare, dan juga menyediakan air baku 0,50 meter kubik per detik, dan juga menghasilkan tenaga listrik 3,3 megawatt. Itu gede sekali.
Tadi Pak Gub juga menyampaikan bahwa, karena adanya Bendungan Tapin ini, banjir di Kabupaten Tapin bisa dikurangi sangat drastis sekali. Hanya kecil sekali daerah yang terkena banjir karena Kabupaten Tapin memiliki bendungan ini. Pak Bupati, betul, Pak?
Bupati Tapin:
Iya benar, Pak.
Presiden RI:
Inilah fungsi bendungan selain mengairi sawah, selain untuk menghasilkan listrik, selain untuk air baku, juga dalam rangka pengendalian banjir.
Kita tahu banjir di Provinsi Kalimantan Selatan mencakup sebuah area yang sangat luas, kurang lebih 10 kabupaten dan kota. Dan ini memerlukan penanganan yang komprehensif dari hulu sampai hilir. Saya titip kepada Pak Gub dan juga seluruh Bupati, agar intervensi terhadap rehabilitasi lahan itu sangat penting sekali, penghutanan kembali, penanaman kembali di lahan-lahan terutama yang berkaitan dengan DAS (daerah aliran sungai) yang ada ini, perlu segera dilakukan secara besar-besaran kalau kita tidak mau lagi terkena banjir di masa-masa yang akan datang.
Ini, karena menyangkut area yang sangat luas, bendungan ini tentu saja ada beberapa penduduk yang memang harus direlokasi. Saya enggak tahu apakah relokasi itu sudah disiapkan tempatnya, rumahnya.
Yang hadir di sini, Bapak/Ibu dulu tinggal di kanan-kiri bendungan ini, kemudian direlokasi ke mana? Berapa kilometer dari sini?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Dekat, Pak.
Presiden RI:
Oh dekat. Dulunya di sini. Terus sekarang?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Sekarang sudah bikin rumah di bagian hilir di dekat bendungan juga.
Presiden RI:
Rumahnya disiapkan? Pindahnya disiapkan? Pindahnya disiapkan lahan dan rumahnya? Sudah?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Terus terang saja, Pak, untuk rumah kami bangun sendiri, Pak.
Presiden RI:
Bangun sendiri, tapi anggarannya dari mana? Dari pemerintah?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ya dari hasil ganti rugi, Pak.
Presiden RI:
Oh, hasil ganti rugi. Ya.
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ganti untung. Ganti untung Pak, bukan ganti rugi.
Presiden RI:
Ya sama lah. Berarti diberi ganti rugi, kemudian dipakai untuk pindah?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ya.
Presiden RI:
Oke. Terus kenapa mau dipindah, direlokasi?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Kami berpikir bahwa orang tua kami dulu, Pak, kami sangat menderita, Pak. Dulu mau ke rantau aja satu hari jalan kaki.
Presiden RI:
Ke mana itu jalan kaki?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ke kabupaten.
Presiden RI:
Ke kabupaten jalan kaki. Itu baru ke kabupaten, belum ke provinsi, ke Banjarmasin?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Belum. Iya. Jadi, kami ingin ada perubahan untuk masyarakat kami, untuk menyekolahkan anak-anak kami, untuk melanjutkan pendidikan anak-anak kami.
Jadi, kami berpikir bahwa dengan adanya Bendungan Tapin ini kami sangat bersyukur, sangat bersyukur, Pak. Karena dapat mengubah kehidupan masyarakat kami yang ada di area bendungan ini, Pak.
Presiden RI:
Sekarang rumahnya lebih bagus atau lebih enggak bagus?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Lumayan, Pak, lebih bagus.
Presiden RI:
Lumayan bagus atau lumayan jelek?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Bagus, Pak.
Presiden RI:
Nanti saya lihat lho.
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ya, Bapak bisa lihat nanti di pinggir-pinggir jalan yang ada di sana.
Presiden RI:
Pindahnya hanya menggeser sedikit, begitu ya?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ke bagian hilir yang banyak.
Presiden RI:
Oke. Setelah bendungan ini jadi, komentar Bapak, perasaan Bapak seperti apa?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Pertama, kami sangat seperti bermimpi, Pak…
Presiden RI:
Bermimpi bagaimana?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Bertemu dengan Bapak Presiden hari ini.
Presiden RI:
Yang ditanyakan itu bendungan, kok mimpinya bertemu dengan Presiden?
Warga yang direlokasi, Bapak Atal Amos:
Ya secara pribadi saya sangat bangga, Pak.
Dengan adanya bendungan ini, harapannya untuk kami masyarakat di sini tidak hanya untuk di area yang bagian hilir, tetapi kami juga mengharapkan bahwa masyarakat kami di sini tidak hanya sebagai penonton, Pak. Tetapi kami ingin perubahan agar masyarakat diberdayakan melalui desa pariwisata yang ini kami inginkan di tempat ini, Pak, karena terbuka usaha untuk masyarakat di sini.
Presiden RI:
Iya saya lupa tadi. Ini fungsi, setelah melihat kondisi keindahan di sekitar waduk ini, benar, Bapak betul. Jadi, ini bisa menjadi objek pariwisata bukan hanya di Kabupaten Tapin, tapi di Provinsi Kalimantan Selatan. Benar, setuju.
Baiklah, Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati,
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, hari ini saya resmikan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.