Peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital

Rabu, 15 Desember 2021
Jakarta Convention Center (JCC), DKI Jakarta

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Saya tadi melihat Mas Erick, Mas Nadiem, Mbak Nana, semuanya monolog. Saya sebetulnya juga pengin monolog, tapi sudah disediain podium, jadi enggak bisa. Ya sudah, tugas saya di sini saya laksanakan.

Bapak/Ibu sekalian, Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Kembali saya ingin menyampaikan mengenai negara kita, Indonesia. Kita ini memiliki potensi, memiliki pasar digital yang berkembang dan sangat besar sekali. (Pada tahun) 2019, sebesar US$40 billion, US$40 miliar. (Pada tahun) 2020, masuk ke angka US$47 miliar. (Pada tahun) 2021, naik 49 persen, menjadi kurang lebih US$70 billion. Dan diperkirakan nanti di tahun 2025, US$146 billion, sangat besar sekali.

Ini dipercepat karena adanya pandemi. Jadi, pertumbuhan pasar digital kita dipercepat karena pandemi. Kita lihat logistik, logistik naik 60 persen. Ini akibat penggunaan deliveriese-groceries, sehingga naik 60 persen. Konsumen digital juga naik 10,2 persen. Ini yang konsumen barunya. Tambahan konsumen barunya 10,2 persen. Transaksi e-money juga naik 55 persen per Oktober 2021. Semuanya naik, naik, naik, naik. Volume transaksi e-money, dibandingkan tahun yang lalu per Oktober, juga naik 31 persen. Apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa potensi pasar yang besar jangan yang ngambil nanti orang lain.

Dan kita sekarang ini memiliki 2.319 startups, semakin hari semakin tambah, tambah, tambah terus. Kita memiliki satu decacorn. Kita memiliki tujuh unicorn. Dan banyak sekali soonicorn yang nanti akan terus didorong agar naik menjadi unicorn dan decacorn.

Kita semua memang harus, mau tidak mau, harus siap atas kemajuan digital dunia. Saya ingat (pada tahun) 2016, waktu ketemu Mark Zuckerberg di Amerika, saya diajak main pingpong pakai Oculus. Dia memberitahu ke saya, “Presiden Jokowi, ini nanti dalam 10 (sampai) 15 tahun lagi akan muncul seperti kita main pingpong ini. Setiap orang nanti bisa beli lahan virtual, bisa bangun bisnis virtualnya sendiri, dan juga akan ada mal virtual, gim virtual, kantor virtual, wisata virtual.” Saya saat itu belum bisa membayangkan seperti apa sebetulnya. Tapi sekarang, saya bisa ngerti betul bahwa kemajuan digital ini tidak bisa kita cegah lagi, dan sudah masuk ke tadi yang saya sampaikan.

Perusahaan-perusahaan besar juga berlomba, perusahaan dunia, untuk membangun metaverse: Facebook yang sudah berubah jadi Meta, Epic Games, Roblox, Microsoft, semuanya masuk ke sana semuanya, sehingga perlu disiapkan strategi negara kita. Negara kita perlu menyiapkan sebuah strategi agar kita tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain, sehingga saya sampaikan kepada Menteri dan BUMN, kepada yang lain juga, waktu kita tidak banyak untuk bisa mengejar itu. Dan negara ini akan maju kalau kita bisa melompat, dan waktunya hanya dua tahun.

Yang paling sulit memang bagaimana menyiapkan talenta digital dalam jumlah yang besar, mendatangkan mentor-mentor yang memiliki kualifikasi yang baik. Dan kita beruntung, Menteri Pendidikan kita memiliki pengalaman di dalam perusahaan teknologi, (yaitu) Mas Nadiem. Untung banget kita. Saya tanya soal, dijawab dengan sangat cepat, “Ini gimana? Jumlahnya enggak mau saya hanya satu-dua atau 1.000-2.000. Kita mintanya jutaan.” “Bisa, Pak. Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, itu jawabannya, Pak.” Caranya ya tadi sudah disampaikan oleh Pak Menteri tadi. Kalau kita tidak bisa menyiapkan ini, akan sulit sekali kita mengejar negara-negara lain. Dan kuncinya sekali lagi dalam jumlah yang banyak.

Oleh sebab itu, saya meminta semua perusahaan teknologi, semua perusahaan besar agar mau ditempati untuk magang mahasiswa-mahasiswa kita, anak-anak kita, agar secepatnya semuanya berubah. Mindset digital ada, skill digital ada, sehingga terbentuk sebuah kultur digital di negara kita.

Saya juga ingin cepat membangun digital government, tapi ini juga tidak mudah. Membangun pemerintahan digital, saya sudah perintahkan juga ke Menkominfo, bangun secepatnya infrastruktur digital kita. Kejar, karena ini kejar-kejaran. Begitu kita tidak bisa melangkah, mengejar itu, ya sudah kita akan semakin jauh. Padahal kesempatan dan peluang, opportunity, itu ada. Ekonomi digital kita akan tumbuh kalau infrastruktur kita siap, talenta digital kita ada, pemerintahan digital kita siap, regulasi-regulasi digital siap, sehingga terbangun sebuah ekosistem masyarakat digital di negara kita.

Saya sangat menghargai apa yang telah digagas oleh Menteri BUMN, Pak Erick Thohir, dalam menyiapkan sebuah pendanaan, Merah Putih Fund, yang ini nanti akan memberikan suntikan kepada soonicorn-soonicorn, agar bisa melompat ke level yang lebih tinggi.

Saya tadi di ruang tunggu menyampaikan, “Ini tidak bisa BUMN sendiri. Swasta juga harus ikut bergabung di dalam Merah Putih Fund ini.” Kemudian INA (Indonesia Investment Authority) juga masuk ke sini, sehingga akan semakin tersiapkan sebuah dana yang besar, yang ingin kita pakai untuk mempercepat proses-proses yang tadi saya sampaikan. Saya sangat menghargai apa yang telah dikerjakan oleh Pak Erick Thohir dalam menyiapkan Merah Putih Fund ini. 

Dan, kalau ini semuanya bergerak, ada Indonesia Digital Tribe oleh Mbak Nana, talenta digital dikerjakan oleh Mendikbud, dan dananya siap di Merah Putih Fund, saya meyakini percepatan dalam rangka membangun sebuah masyarakat digital, ekosistem digital, ini akan segera bisa kita capai.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Gerakan Akselerasi Generasi Digital pada pagi hari ini saya nyatakan dimulai dan dibuka.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.