Peresmian Pabrik Amonium Nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastyastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya homati Ketua Wantimpres, para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Hadir bersama saya Pak Menteri BUMN, Menteri Investasi, Menteri Perdagangan;
Yang saya homati Panglima TNI, (Pj.) Gubernur Kalimantan Timur, Wali Kota Bontang, para Direksi BUMN yang hadir, yang tidak bisa saya sebut satu per satu, para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat;
Bapak-Ibu sekalian, Hadirin, dan Undangan yang berbahagia.
Dunia sekarang ini sedang mengalami krisis pangan. Semua negara sangat berhati-hati terhadap pangan. Dulu kalau kita impor yang namanya beras, yang namanya gandum, begitu sangat mudahnya kita cari. Sekarang ini semua negara, 22 negara yang biasanya gampang kita beli berasnya, sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang stop untuk bisa dibeli berasnya. Artinya pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara.
Dan produktivitas pangan kita memerlukan yang namanya pupuk. Beberapa komponen pupuk, bahan baku pupuk, kita masih impor sehingga kemandirian itu menjadi tidak kita miliki. Oleh sebab itu, saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini.
Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dibangunnya pabrik Kaltim Amonium Nitrat ini akan mengurangi dari 21 persen impor dikurangi 8 persen. Artinya masih 13 persen kita impor.
Saya senang pabrik ini selesai, nanti bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di tanah air, utamanya NPK. Dan kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat ini, kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, lebih berdikari, dan investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp1,2 triliun itu tidak sia-sia. Saya minta ekspansi ini diteruskan sehingga subtitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan.
Kalau Rp1,2 triliun, saya kira untuk Kementerian BUMN bukan uang yang besar, (melainkan) uang kecil sehingga perlu diteruskan. Yang 21 (persen) itu biar rampung semuanya sehingga kemandirian kita betul-betul bisa kita pegang, tidak hanya urusan amonium nitrat, tetapi juga barang-barang, produk-produk yang kita masih impor. Harus semuanya bisa diproduksi di dalam negeri karena kita memiliki kekuatan untuk itu.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.