Peresmian Pabrik Polietilena PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Jumat, 6 Desember 2019
Cilegon, Banten

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati, Menteri Perindustrian beserta seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati, Gubernur Banten dan Wali Kota Cilegon yang hadir;
Yang saya hormati, Pendiri dan Chairman (PT) Chandra Asri, Bapak Prajogo Pangestu beserta seluruh jajaran Direksi dan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical;

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,
Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh negara kita ini adalah defisit transaksi berjalan juga yang namanya defisit perdagangan. Karena apa? Barang-barang yang kita produksi di dalam negeri, bahan bakunya kebanyakan masih impor, termasuk di dalamnya adalah yang paling besar adalah petrokimia dan juga yang Namanya impor minyak dan gas, itu yang paling besar yang memberatkan neraca perdagangan kita. Dan kita tahu semuanya, PT Chandra Asri ini adalah pionir industri petrokimia yang ada di Tanah Air. Dan kita mengharap, karena impor kita di bidang petrokimia masih besar, kita harapkan bahwa investasi penanaman modal yang terus-menerus di bidang ini harus terus kita berikan ruang agar nantinya yang namanya impor bahan-bahan petrokimia itu betu-betul setop dan kita justru bisa mengekspornya. Feeling saya mengatakan, feeling saya mengatakan 4 tahun lagi kita sudah tidak, 4 atau 5 tahun lagi kita sudah tidak mengimpor lagi yang namanya bahan-bahan petrokimia dan justru bisa kita ekspor. Tadi saya melihat di layar bahwa (PT) Chandra Asri nanti ini masih akan investasi lagi Rp60 sampai Rp80 triliun yang itu tentu saja akan menghasilkan sebuah produk dengan ton yang saya pastikan, pasti ratusan ribu ton atau bahkan juta ton. 4 juta, 4 juta ton. Artinya, sisanya mesti diekspor.

Kita tahu bahwa di tahun 2018, neraca perdagangan ekspor-impor kita untuk seluruh bahan kimia, kita masih defisit berapa? Rp193 triliun, gede banget, ini angka yang memberatkan neraca perdagangan kita, neraca transaksi perdagangan kita  ada di situ, Rp193 triliun dan kita biarkan bertahun-tahun, tidak ada perubahan. Inilah yang ingin kita selesaikan sehingga kenapa kita berikan yang namanya tax holiday? Kenapa kita berikan tax allowance untuk bidang ini? Ya karena kita masih defisit Rp193 triliun, untuk apa? Kita bisa membuat kok, kenapa harus impor begitu, lo. Yang gini-gini yang satu per satu akan saya lebih detailkan dan akan kita selesaikan.

Ekspor bahan kimia kita mencapai Rp124 triliun sementara impor bahan kimia kita Rp317 triliun jadi defisitnya Rp193 triliun, gede sekali. Impor kita akan bahan kimia itu Rp317 triliun jadi kita harapkan nanti investasi yang berikutnya dari (PT) Chandra Asri sudah bisa menyelesaikan ini, ini yang kita harapkan. Begitu juga dengan kebutuhan domestik, polyethylene, yang mencapai 2,3 juta ton/tahun, 2,3 juta ton/tahun sementara kapasitas produksi nasional baru 780 ribu ton, artinya kita masih impor 1,52 juta ton.

Jangan berikan dong, peluang-peluang seperti ini ke negara lain. Kalau kita bisa membuat sendiri, kenapa harus impor? Segera selesaikan Pak Prajogo pabriknya, kalau bisa jangan sampai 4 tahun, 2 tahun selesai, begitu. Dikebut. Iya ini masih gede banget ini. Saya juga baru membaca ini tadi, gede banget ternyata.

2,3 juta ton dan impor kita ini masih 1,52 juta ton per tahunnya. Dan nilai impor Rp22,8 triliun per tahun. Oleh sebab itu, pembangunan pabrik baru polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical merupakan langkah konkret, ini sebuah langkah-langkah konkret seperti ini yang diperlukan oleh negara kita. Bukan wacana-wacana, “Pak, saya mau membangun Pak, pabrik petrokimia”, “Ya, silakan” saya tunggu-tunggu 5 tahun, membangun satu aja, ndak ini. Ya, ngomong…saja. Ini kita masih defisit segitu gedenya. Jadi kalau datang ke saya itu betul-betul, saya kemarin saya sampaikan, saya akan datang kalau pabriknya sudah jadi dan beroperasi, itu baru benar saya datang. Kalau groundbreaking, saya sudah enggak mau disuruh groundbreaking. Saya menaruh batunya, ya kan, dimulai pembangunan pabrik, batunya kita taruh, saya tunggu 5 tahun kok enggak pernah diundang untuk pembukaan ternyata diteruskan saja tidak.

Benar, termasuk saya cerita sedikit ini, pembangunan jalan tol Trans-Sumatra, yang sudah kita mulai dari Lampung menuju ke Aceh. Dari Aceh sudah dimulai, dari Lampung sudah dimulai, sekarang sudah tembus ke Palembang. Apa yang ingin saya ceritakan? Saya datang, saya masih mau saat itu groundbreaking, baru awal-awal dilantik, sudah groundbreaking, oke groundbreaking, di Lampung, dekat Bakauheni. Sudah, saya (melakukan) peletakan batu pertama di situ, ada masyarakat yang membisiki saya, “Pak, di sini sudah groundbreaking 3 kali, Pak”. Coba, oh boleh, kalau mau seperti itu dengan saya boleh, tapi ingat, jalan tol ini akan saya cek setiap 3 bulan progress-nya seperti apa, saya begitukan. Saya sudah ke sana mungkin sudah 8 kali, saya cek terus progress-nya seperti apa, enggak ada yang berani, sekarang sudah tembus sampai ke Palembang, sebentar lagi akan saya resmikan lagi yang (ruas jalan tol) Kayu Agung ke Palembang. Kemarin (ruas jalan tol) Lampung-Kayu Agung, ini (ruas jalan tol) Kayu Agung ke Palembang. Itu yang dari Aceh juga sudah mulai pembebasan (lahan). Kita harapkan dalam waktu 4-5 tahun, (jalan tol) Lampung sampai Aceh sudah tembus. Di tengah dikerjakan, di timur dikerjakan, di barat dikerjakan tapi memang harus dicek terus. Kalau enggak dicek terus itu hanya groundbreaking, kali. Orang kita ini pintar-pintar.  

Terakhir, saya juga senang sekali bahwa setiap penanaman modal, itu pasti menyerap ratusan, ribuan tenaga kerja yang seluruhnya berasal dari daerah kita. Inilah pentingnya kenapa saya selalu menyampaikan penanaman modal, penanaman modal, penanaman modal, investasi, investasi, investasi, larinya ke mana sih? Pembukaan lapangan kerja yang sebesar-besarnya yang akan membantu dan berkontribusi dalam menggerakkan roda ekonomi, tidak hanya di Cilegon dan di Banten saja tetapi juga perekonomian nasional kita.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan pabrik polyethylene baru PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.