Peresmian Pembukaan Muktamar Sufi Internasional Tahun 2023
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Yang saya hormati, yang saya muliakan Rais Aam JATMAN, Pimpinan World Sufi Assembly dan Pelindung Multaqo Sufi Internasional, guru saya, Masyayikh Dr. Al Habib Muhammad Luthfi Ali bin Hasyim bin Yahya;
Yang saya hormati, pengurus World Sufi Assembly, Syekh Syuhumi Al-Idrisy;
Yang saya hormati, Syekh Al-Azhar Mesir, Syekh Usama dan Masyayikh:
Yang saya hormati, para Masyayikh, Habaib, Muriddin, Muhibbin;
Yang Mulia, para Duta Besar negara-negara sahabat, Peserta Multaqo;
Yang saya hormati, Ketua Umum Multaqo Sufi Internasional, Bapak H. Prabowo Subianto;
Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati, Gubernur Jawa Tengah beserta Ibu, Panglima TNI, Kapolri, dan seluruh jajaran;
Para Pengasuh Pondok Pesantren yang saya hormati;
Yang saya hormati, para Peserta Multaqo Sufi Al-Alami;
Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat bimbingan dan pertolongan-Nya kita alhamdulillah mampu melewati pandemi dan terus tumbuh positif ekonomi kita, dan berangsur-angsur dapat beraktivitas dan kembali pulih.
Ini perlu terus saya ingatkan karena kita ingat saat pandemi kita keluar rumah saja sulit, mau pergi antarkota saja sulit. Saya sendiri saat itu membayangkan kapan pandemi selesai saja, dari kalkulasi, tidak bisa dihitung. Hanya kepasrahan kita kepada Allah SWT yang membesarkan hati kita semuanya. Ngeri, pandeminya belum jelas kapan rampungnya, ekonomi selalu tiap hari kelihatan turun terus-menerus. Itulah saya kira yang juga menjadi cobaan semua negara, tidak hanya Indonesia.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan yang mulia ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para ulama, para tokoh agama yang terus-menerus membimbing dan mendoakan keselamatan, kesejahteraan, dan kemajuan Indonesia. Dan terima kasih karena telah mengajarkan, senantiasa mengajarkan kerukunan, kedamaian, keharmonisan, toleransi di tengah keberagaman kita, dan persatuan di tengah perbedaan-perbedaan yang kita miliki.
Peserta Muktamar yang saya hormati,
Kita harus terus saling mengingatkan tentang adanya perbedaan-perbedaan, tentang adanya keberagaman, tapi keberagaman yang harus dilanjutkan dengan toleransi dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada. Sikap moderat dan saling berinteraksi akan memungkinkan kita untuk bersatu dalam keberagaman, unity in diversity.
Sebagai negara berpenduduk majemuk, unity in diversity adalah semangat bangsa Indonesia. Dengan 270 juta penduduk yang beragam, beragam etnis, beragam agama, alhamdulillah kita terus kokoh bersatu, alhamdulillah kita bisa menjaga stabilitas politik kita. Semua ini berkat karakter moderat bangsa Indonesia yang menjaga toleransi dan persatuan.
Memang, masih ditemukan hal-hal, beberapa kasus intoleransi. Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama agar kita bisa meningkatkan toleransi, agar Indonesia dan dunia terjaga perdamaiannya.
Saya percaya amalan tasawuf punya peran penting yang selalu hadir dengan nilai-nilai humanisme yang universal, dengan prinsip Islam wasathiyah, Islam yang moderat, yang akan semakin memperkokoh toleransi, persatuan, dan kesatuan.
Dan, pelaksanaan muktamar ini sangat penting bagi Indonesia, akan membuat Indonesia semakin dikenal sebagai contoh Islam moderat, akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia, dan membuat Indonesia semakin diperhitungkan. Pelaksanaan muktamar ini juga punya arti yang sangat penting, membuktikan bahwa Islam Indonesia tidak lagi berada di pinggiran, tetapi punya peran yang sangat strategis, berkontribusi untuk membangun peradaban dunia yang damai dan harmonis. Muktamar ini mengejawantahkan nilai-nilai luhur tasawuf, thoriqoh, mendekatkan tasawuf dan thoriqoh kepada negara masing-masing.
Saya yakin nilai-nilai luhur budaya nusantara, seperti saling menghargai, ramah tamah, sopan santun, guyub, dan kearifan-kearifan bangsa lainnya, akan sepenuhnya mewarnai muktamar yang mulia ini.
Mari kita terus merawat kerukunan, merawat toleransi, menolak ujaran kebencian, menolak fitnah dan hoaks, terus berzikir dan mendoakan persatuan dan keselamatan bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Terakhir, saya mengharapkan muktamar ini akan menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia Islam, menuntun umat Islam ke arah perbaikan dan kebaikan, memberikan solusi di tengah krisis kemanusiaan yang saat ini sedang melanda dunia.
Itu saja yang ingin saya sampaikan. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Muktamar Sufi Internasional saya nyatakan dibuka.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.