Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) 2021
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati, Menteri Dalam Negeri, Menteri Sekretaris Kabinet;
Yang saya hormati, Ketua Dewan Pengurus Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), Ibu Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangerang Selatan;
Yang saya hormati, para Dewan Pengawas, Dewan Pengurus Apeksi, para Wali Kota/Wakil Wali Kota se-Indonesia;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Pada forum yang mulia ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Wali Kota seluruh Indonesia yang telah bergerak bersama-sama menangani pandemi Covid-19, baik dampak kesehatan maupun dampak di bidang sosial-ekonomi. Namun, saya ingin tegaskan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, belum berakhir. Kita tetap harus bekerja keras, kita juga harus semakin detail untuk menemukan cara-cara baru dalam mengatasi permasalahan dan bahkan memanfaatkan kondisi krisis ini untuk meraih kemajuan yang signifikan.
Bapak/Ibu Wali Kota/Wakil Wali Kota yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak Bapak/Ibu sekalian untuk melakukan langkah-langkah extraordinary yang mendesak pada saat ini. Yang pertama, pengendalian laju penyebaran virus harus menjadi prioritas utama kita. Saya kira berulang-ulang sudah saya sampaikan, disiplin 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) harus tetap digaungkan kepada masyarakat. Pemda, saya sudah perintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri, akan dibantu oleh aparat TNI dan Polri di daerah. Jangan hanya juga menyuruh pakai masker kepada masyarakat, pakai masker, pakai masker. Tetapi harus sekarang saya tambah perintahnya, juga harus bagi masker. Karena banyak rakyat kadang juga tidak mampu untuk beli masker. Selain menyuruh pakai masker, mengimbau pakai masker, tapi juga bagi masker.
Kemudian juga terus meningkatkan 3T (testing, tracing, treatment). Tes, lacak, kemudian isolasi, ini penting. Ini sudah dua minggu ini, saya tekankan terus masalah ini tetapi yang paling penting adalah pelaksanaan di lapangan. Pelaksanaan di lapangan, yang paling penting itu. Jadi kalau ditemukan yang terinfeksi virus, langsung diisolasi. Siapkan isolasi terpusat, bekerja sama…sekali lagi, dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, TNI, dan Polri. Jika dirasa perlu, ini PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) bisa dilakukan tetapi dalam skala mikro, dalam lingkup yang kecil, baik itu dalam skala kampung, skala desa, RW atau RT saja. Jadi jangan sampai yang terkena virus hanya satu orang dalam satu RT, yang di-lockdown seluruh kota. Jangan sampai yang terkena virus, misalnya satu kelurahan, yang di-lockdown seluruh kota, untuk apa. Ini yang sering kita keliru di sini. Oleh sebab itu, dua minggu yang lalu, saya…kita memang harus bekerja lebih detail lagi. Lockdown skala mikro, mikro lockdown. Jadi tidak merusak pertumbuhan ekonomi, tidak merusak kegiatan ekonomi masyarakat. Karena yang kita lockdown adalah dalam skala-skala kelurahan, RW, RT.
Oleh sebab itu, Wali Kota/Wakil Wali Kota, harus melakukan pemetaan zonasi penyebaran Covid-19 ini secara detail, mengerti betul di mana barang itu ada sampai di tingkat kelurahan, RW, atau RT. Enggak bisa lagi satu kota langsung di-lockdown. Melihat proses-proses yang dilakukan negara lain, me-lockdown seluruh negara, me-lockdown satu provinsi, satu kota, ekonominya jatuh. Jadi hati-hati mengenai ini. Dan, tentu saja yang namanya treatment, isolasi, ini harus mendapatkan perhatian yang serius, baik dari sisi penyediaan obat-obatan, penyediaan bed rumah sakit, kesiapsiagaan tenaga medis harus selalu dicek, selalu dimonitor, dan jangan ragu untuk me…kalau memang dirasa kurang, jangan ragu untuk meminta bantuan dari pemerintah pusat, TNI, maupun Polri.
Kemudian yang kedua, ini perlu manajemen…persiapkan manajemen persiapan untuk percepatan vaksinasi. Ini yang baru dimulai sejak (tanggal) 13 Januari (2021) yang lalu (untuk) nakes (tenaga kesehatan). Tapi mulai minggu depan ini sudah mulai masuk ke pelayan publik yang sering berhubungan dengan masyarakat, masyarakat mungkin bisa dilakukan untuk yang interaksinya tinggi, mobilitasnya tinggi harus didahulukan, misalnya pasar. Misalnya di sektor-sektor jasa yang padat interaksi, yang interaksinya tinggi, segera lakukan, bukan orang per orang. Karena kita ingin melakukan vaksinasi itu klaster, memagari, sehingga tercapai kekebalan komunal, tercapai herd immunity. Atau misalnya di kota ada mal, ya sudah, para karyawan di mal langsung (divaksin) karena dia banyak sekali berhubungan dengan masyarakat. Sehingga sekali lagi, perencanaan secara detail ini harus dimulai, dipetakan. Kalau vaksin datang dalam jumlah banyak itu siapa dulu yang didahulukan. Jangan lupa, yang untuk yang rentan, utamanya yang lanjut usia itu menjadi prioritas.
Dan kita pemerintah pusat sedang berusaha keras untuk memperoleh tambahan vaksin dari berbagai sumber. Vaksin ini, produsennya tidak banyak tetapi diperebutkan oleh 215 negara, rebutan semuanya. Sekarang ini yang baru bisa berjalan vaksinasinya kira-kira 42 negara, yang lain rebutan mendapatkan vaksin. Kita sudah mendapatkan komitmen 426 juta (dosis vaksin) ini alhamdulillah karena memang sejak awal, sejak (bulan) Agustus (2020) kita sudah mulai pendekatan dengan produsen-produsen vaksin. Bukan barang yang mudah, ini rebutan, semua negara rebutan vaksin. Oleh sebab itu, vaksinasi ini harus tepat sasaran, tepat target betul, jangan sampai meleset.
Dan, pemerintah daerah, pemerintah kota, harus mempersiapkan betul vaksinator, berapa jumlah vaksinator di kota kita, dan juga manajemen vaksinasinya di lapangan. Mungkin di puskesmas silakan melakukan. Tetapi harus ada yang dalam bentuk massal, kumpulkan misalnya di GOR (gedung olahraga), kumpulkan di balai kota, dan jumlah yang banyak sehingga harian ini kita bisa melakukan suntikan vaksin dalam jumlah yang banyak sehingga segera tercapai herd immunity.
Bapak/Ibu Wali Kota/Wakil Wali Kota yang saya hormati,
Hal yang ketiga yang perlu saya tegaskan adalah perbanyak program padat karya, ini urusan dengan ekonomi. Program padat karya agar ini bisa memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan konsumsi masyarakat, dan satu-satunya penggerak perekonomian masyarakat sekarang ini adalah belanja pemerintah, belanja APBN, dan belanja APBD. Dan masyarakat di bawah harus diberikan penghasilan yang seluas-luasnya, diberikan pekerjaan yang seluas-luasnya. Banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota, saya kira banyak sekali. Perbaikan jalan kampung, lakukan dengan padat karya. Perbaikan saluran air, pembersihan saluran air di kota, lakukan dengan padat karya. Perbaikan puskesmas, perbaikan posyandu, lakukan dengan padat karya. Perbaikan sekolah, lakukan dengan padat karya. Saya kira banyak sekali. Sehingga tercipta lapangan kerja dan kita bayar gajinya, mereka akan meningkat konsumsi sehingga meningkat daya beli sehingga ada demand di ekonomi kita. Selain memperbaiki infrastruktur pelayanan masyarakat, hal tersebut juga memberikan penghasilan pada masyarakat, kalau ada padat karya. Karena pemerintah pusat juga melakukan hal yang sama. Melakukan program padat karya secara besar-besaran di semua kementerian yang ada, semua kita geser ke padat karya. Kita harus bergotong-royong, semua warga yang sedang kehilangan pekerjaan bisa mendapatkan penghasilan, golnya ke sana.
Terakhir, yang keempat, tetap lanjutkan terus pemberian bantuan sosial (bansos) terutama sembako kepada masyarakat lapisan bawah dan kelompok masyarakat bawah yang tidak bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari program padat karya, ini perlu dibantu dengan bansos.
Para peserta Munas Apeksi yang saya hormati,
Empat hal di atas adalah hal mendesak yang harus kita lakukan sekarang ini dan digarap bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tetapi, perbaikan ekosistem perekonomian daerah harus terus dilanjutkan, perizinan yang lebih sederhana, birokrasi yang simpel, kepastian hukum di daerah, kemudian penyiapan SDM yang berkualitas juga harus menjadi prioritas. Ini agar investasi dari dalam maupun dari luar yang membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya dan menggerakkan perekonomian kita bisa kita ciptakan. Saya yakin dengan kerja keras kita bersama, kita akan segera keluar dari krisis kesehatan maupun ekonomi ini dan mampu mencapai banyak kemajuan di berbagai bidang demi Indonesia Maju yang kita cita-citakan.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan, dengan mengucap bismilahirrahmanirrahim, Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia pagi hari ini saya nyatakan dibuka.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.