Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023

Kamis, 7 Desember 2023
Rafflesia Grand Ballroom, Balai Kartini Exhibition and Convention Center, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Syalom,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya homati para Menteri, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota;
Yang saya homati para Kepala Dinas dan Kepala PTSP, para Kepala Administrator KEK;
Bapak-Ibu, Hadirin, dan Undangan yang berbahagia.

Tadi sebetulnya di ruang tunggu, Pak Menteri (Investasi) sudah bisik-bisik (kepada) saya, “Urusan tukin,” dan sudah saya sanggupi, “Ya saya urus“. Tapi yang saya enggak seneng, kok diungkap secara terbuka begitu? Tapi ya enggak apa-apa, biar Bapak-Ibu semuanya tahu bahwa kita juga urus hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan.

Masuk ke inti. Saya ingin mengulang lagi bahwa semua negara saat ini butuh yang namanya investasi karena kunci pertumbuhan ekonomi sebuah negara sekarang ini sangat sulit sekali. Menaikkan konsumsi masyarakat bukan hal yang gampang, menaikkan ekspor bukan hal yang gampang. Naik sedikit saja sangat sulit.

Tetapi, yang dikejar-kejar semua negara saat ini adalah hanya satu: investasi. Dan kita juga sama, kita ingin membuka kesempatan kerja yang sebesar-besarnya bagi rakyat kita. Oleh sebab itu, sekali lagi investasi harus terus tumbuh karena juga investasi akan mendatangkan penerimaan negara dan juga penerimaan daerah.

Banyak yang bertanya, “Pak, investasi itu selain kesempatan kerja, apa sih?” “Penerimaan negara. PPh Badan pasti kita dapat, PPh Karyawan pasti kita dapat, bea ekspor, PNBP. Kalau kita ikut masuk saham, berarti juga dapat dividen setiap tahunnya.”

Oleh sebab itu, sering saya tekankan bahwa investor itu didorong untuk bekerja sama, ber-partner dengan pengusaha-pengusaha nasional.

Yang kedua, ber-partner dengan pengusaha-pengusaha daerah. Seberapa pun sahamnya, tapi yang pengusaha daerah ada, pengusaha nasional ada.

Yang ketiga, yang berkaitan dengan investasi yang untuk ekspor, ini beri perhatian khusus, berikan perhatian khusus karena ini yang kita perlukan.

Dan yang keempat, yang berkaitan dengan pemerataan pembangunan, tadi Pak Menteri sudah menyampaikan bahwa sekarang investasi di luar (Pulau) Jawa sudah 52 persen, investasi di Jawa 48 persen. Artinya di luar Jawa sudah lebih besar dari investasi yang ada di Jawa. Ini benar.

Kita memiliki 17 ribu pulau. Satu Pulau Jawa saja, investasinya 48 persen. Masa yang 16.999 pulau hanya kebagian 52 persen?! Mestinya bisa lebih gede lagi.

Memang tugas Bapak-Ibu untuk mendorong, tugas Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kepala PTSP mendorong agar investasi di luar Jawa semakin besar, dan juga tugas pemerintah menyiapkan infrastrukturnya karena di luar Jawa juga memerlukan itu.

Oleh sebab itu, sekali lagi, kita harus fokus pada investasi yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi, yang meningkatkan lapangan kerja, yang memberikan nilai tambah yang tinggi. Kenapa hilirisasi? Karena memberikan nilai tambah yang tinggi.

Coba kita lihat. (Tahun) 2017, ekspor nikel kita berada di angka USD3,3 miliar, USD3,3 miliar. Begitu masuk ke hilirisasi di tahun kemarin, 2022, berada di angka USD33,8 miliar. Melompatnya berapa berarti? Melompat sangat tinggi sekali. Itu baru satu atau dua turunan. Kalau nanti turunannya semakin banyak, apalagi masuk ke EV baterai, itu peningkatannya pasti akan sangat tinggi; apalagi masuk lagi ke electric vehicle, akan melompat tinggi sekali. Inilah yang bolak-balik saya sampaikan: nilai tambah, nilai tambah yang harus dikejar.

Kemudian yang lain adalah sekarang ini di dorong oleh semua negara adalah investasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, yang namanya green economy harus di tangkap, yang namanya blue economy investasinya segera di kejar.

Ke depan, akan sangat sulit produk-produk yang berkaitan dengan tidak ramah lingkungan itu akan bisa diterima di banyak negara sehingga kita menyiapkan industri-industri yang ramah lingkungan. Blue economy, green economy yang memakai green energy itu yang semua orang sekarang ini kejar semuanya, misalnya yang berkaitan dengan geotermal.

Geotermal baru mungkin berapa sebulan-dua bulan ini? Melompat, banyak saham di bursa kita melompat sampai tujuh kali, melompat sampai sepuluh kali gara-gara dia berada di lingkaran green energy. Banyak investor yang mengejar ke ini: geotermal, solar panel power plant, hydropower. Ini investasi-investasi ke depan yang sangat menjanjikan.

Dan alhamdulillah, kita melihat di IMD World Competitiveness Ranking di tahun 2023, Indonesia melompat dari ranking 44 ke ranking 34, 34. Ini saya kira memang harus mengejar lagi agar peringkat kita semakin baik. Kalau dibandingkan misalnya dengan Filipina, Filipina itu di angka 52, kita masih menang. Tetapi kalau dibandingkan dengan Thailand, kita kalah karena Thailand di angka 30. Dibandingkan dengan Malaysia, kita juga kalah karena Malaysia di angka 27. Ini yang harus di kejar. Kalau dibandingkan dengan Singapura, jauh lagi. Singapura di ranking keempat. Kita ya sudah baik, tapi tetap harus bekerja keras untuk mengejar agar ranking kita semakin baik.

Dan Bapak-Ibu semuanya yang hadir di sini, baik di Kementerian Investasi/BKPM, Kepala Daerah, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kepala Dinas, Kepala Administrator KEK, semuanya adalah ujung tombak dari pelayanan investasi yang ada di negara kita.

Jadi, saya minta terus perbaiki iklim investasi baik nasional maupun di daerah-daerah, dan tingkatkan realisasi investasinya. Yang dulu kita ini selalu berorientasi pada pemasaran terus, marketing terus, bicara investasi Indonesia baik. Begitu investor datang, pembebasan lahan gagal, (investor) balik, enggak jadi investasi. Datang lagi, ruwet perizinannya, balik, kembali lagi enggak jadi investasi. Sehingga, konsentrasi kita sekarang ini bukan di marketing, melainkan di penyelesaian di dalam negeri kita sendiri.

Pembebasan lahan, contoh yang kemarin kita di Banten, Lotte, bertahun-tahun enggak selesai. Saya perintah kepada Pak Menteri Bahlil, “Maksimal tiga bulan harus rampung urusan tanah“. Dua minggu diselesaikan, rampung. Hal-hal seperti ini yang dibutuhkan, bekerja fokus, detail, dan selesai.

Percuma kita marketing mutar ke seluruh negara, berbondong-bondong (investor) datang, kemudian urusan pembebasan tanah enggak rampung, enggak bisa menyelesaikan; berbondong-bondong (investor) masuk, perizinan ruwet bertahun-tahun, enggak bisa selesai. Untuk apa kita me-marketing-i urusan investasi (kalau seperti itu kondisi di dalam negeri)?!

Dan juga untuk 2024, target pertumbuhan ekonomi kita itu berada di angka 5,1 sampai 5,7 (persen). Dan dibutuhkan realisasi investasinya di angka Rp1.650 triliun, bukan hal yang gampang dalam situasi dunia yang sekarang ini tidak mendukung, tetapi saya meyakini kerja keras kita semuanya akan bisa menyelesaikan target investasi yang telah kita buat ini, Rp1.650 triliun.

Jadi, saya kira dari pengalaman-pengalaman di 2023, 2022 saya kira bisa kita jadikan pelajaran dalam rangka menaikkan investasi di negara kita. Tanpa itu, lupakan yang namanya pertumbuhan ekonomi kita bisa naik, akan sangat sulit sekali karena memang sangat tergantung sekali, terutama, utamanya di investasi, pertumbuhan ekonomi kita, dan beratnya memang kita harus bersaing, berkejar-kejaran dengan negara lain yang juga mengejar investasi.

Tapi yang paling penting, saya kira pelayanan kepada investor itu yang terus harus (ditingkatkan). Kalau ada keluhan, segera selesaikan. Kalau ada masalah, segera selesaikan. Mereka akan merasa terbantu, dan tanpa kita me-marketing-i mereka sudah berbicara dengan teman-teman mereka. Karena investor global itu bisa di hitung. Pasti mereka akan berbicara, ““Wah, kita berinvestasi di Indonesia dibantu pengurusan perizinan, dibantu pengurusan pembebasan lahan“.

Saya rasa  yang ingin saya sampaikan. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini secara resmi saya buka Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2023.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.