Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penyelenggara Pemilu
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Syalom,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati, para Menteri yang hadir, Panglima TNI dan Kapolri;
Yang saya hormati, Ketua DKPP, Bapak Heddy Lugito, beserta seluruh anggota DKPP;
Yang saya hormati, Ketua KPU, Bapak Hasyim Asy’ari, beserta seluruh anggota Komisioner KPU;
Yang saya hormati, Ketua Bawaslu, Bapak Rahmat Bagja, beserta seluruh anggota Bawaslu yang hadir. (Pj) Gubernur DKI Jakarta, para Ketua Partai Politik dan Pimpinan Partai Politik yang hadir, para Rektor, penggiat Pemilu;
Bapak-Ibu sekalian, seluruh Ketua KPU daerah, Bawaslu daerah, dan juga tim pemeriksa DKPP dari seluruh provinsi;
Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Sebelumnya, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya pada seluruh penyelenggara Pemilu yang terus bekerja keras untuk melaksanakan tahapan-tahapan Pemilu 2024, baik dari DKPP, dari Bawaslu dan dari KPU.
Pemilu 2024 ini merupakan pesta demokrasi terbesar yang pernah kita selenggarakan. Kalau kita bisa bayangkan dari Aceh sampai Papua, dari seluruh provinsi, kabupaten dan kota ada 840 ribu TPS, kita bayangkan 840 ribu TPS. Betapa betul-betul ini sebuah pesta demokrasi besar – TPS-nya saja 840 ribu. Sehingga, sekali lagi tantangan-tantangannya juga besar, baik mengenai bagaimana agar tata kelola pemilu ini akuntabel, berintegritas, dan juga mekanisme distribusi, mekanisme pengamanan bukan barang yang mudah.
Dan, juga bagaimana mewujudkan kontestasi yang berkualitas, kontestasi yang damai, kontestasi yang sejuk, kontestasi yang tanpa hoaks, kontestasi yang tanpa ujaran-ujaran kebencian. Sehingga, kontestasi ini bisa menghasilkan solusi-solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi bangsa kita. Serta tentu saja proses dan hasil yang lebih legitimate dan terpercaya. Sehinga, tadi bisik-bisik di ruang tunggu saya sampaikan ke Pak Ketua DKPP, karena kan tugasnya memang mengawasi dan mengontrol KPU dan Bawaslu. Kalau di daerah di bantu oleh tim pemeriksa daerah. Ya memang harus berani mengontrol, tegas, mengawasi, kalau ada yang tidak benar ya berani, meluruskan.
Tetapi sekali lagi, ini Pemilu yang sangat besar yang sangat demokratis. Banyak yang menyampaikan bahwa Pemilu kita ini gampang diintervensi, diintervensi dari mana? Di setiap TPS itu ada saksi partai-partai, semua TPS ada saksi (dari) partai-partai, belum juga aparat yang juga ada di dekat TPS. Artinya apa? Pemilu ini (adalah) Pemilu yang sangat terbuka, bisa di awasi oleh siapa saja, oleh masyarakat dan oleh media dan lain-lain.
Jadi, jangan ada yang mencoba-coba untuk mengintervensi karena jelas sangat-sangat sulit karena di TPS tadi saya sampaikan ada saksi, saksi, saksi dari partai politik.
Oleh sebab itu, saya ingatkan kepada kita semua agar mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail, mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail. Harus di cek, harus diawasi, harus turun ke lapangan untuk melihat kalau bisa gunakan teknologi terkini karena tadi anggarannya sudah naik (sebanyak) 200 persen untuk DKPP, lakukan inovasi, dengarkan masukan-masukan dari rakyat sehingga kita bisa menjaga suhu politik tetap kondusif, tetap aman dan damai.
Beberapa waktu yang lalu saya mengajak capres-capres untuk makan siang bersama, untuk memberikan pesan bahwa demokrasi itu seperti itu – bersaing silakan, berkompetisi silakan – kompetisi itu biasa dan wajar, perbedaan politik (dan) perbedaan pilihan itu juga biasa dan wajar. Jangan sampai yang di atas sudah makan-makan bersama-sama, (tapi) yang di bawah (dan) yang di daerah masih ribut-ribut. Ini yang perlu kita jaga bersama-sama.
Kita harus ingat bahwa kerukunan, bahwa persatuan bangsa ini tidak boleh dikorbankan. Kondusifitas bangsa tetap harus kita jaga, stabilitas keamanan harus kita jaga besama-sama.
Saya yakin dan percaya demokrasi di Indonesia sudah semakin berkualitas, masyarakat juga semakin bijak memilih dan masyarakat juga semakin dewasa dalam bersikap karena pemilu adalah pestanya rakyat. Harusnya rakyat itu bergembira, harusnya rakyat itu dalam berpesta itu – bukan kekhawatiran, bukan keresahan, bukan kerisauan yang hadir tetapi kegembiraan dan sukacita.
Untuk itu segala upaya harus kita lakukan secara bersama-sama dengan harapan besar bahwa Pemilu ini dapat (dengan) benar-benar menjadi ajang konsolidasi yang menghasilkan gagasan-gagasan yang menghasilkan ide-ide gagasanm taktis, ide taktis, solusi-solusi yang baik untuk kemajuan bangsa dan negeri kita.
Itu saja yang ingin saya sampaikan.
Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini secara resmi saya buka Rapat Koordinasi Penyelenggara Pemiu Tahun 2034.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.