Pernyataan Pers Bersama Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Malaysia

Jumat, 1 April 2022
Istana Merdeka, Jakarta

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo:
Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan ucapan selamat datang kembali kepada Perdana Menteri Dato’ Sri Ismail Sabri bin Yaakob ke Indonesia. Ini merupakan kunjungan kedua bagi PM Sabri ke Indonesia dan dalam kunjungan kali ini, kita berdua menyaksikan penandatangan MoU (Memorandum of Understanding) mengenai penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia.

MoU antara lain akan mengatur penggunaan one channel system bagi seluruh proses penempatan, pemantauan, dan kepulangan pekerja migran Indonesia sehingga dapat terpantau dengan baik. Pekerja migran Indonesia telah berkontribusi banyak bagi pembangunan ekonomi di Malaysia. Sudah sewajarnya mereka mendapatkan hak dan perlindungan yang maksimal dari dua negara kita. Dengan kehadiran PM Sabri hari ini, saya yakin MoU ini dapat dilaksanakan dengan baik dan saya tidak ingin MoU ini hanya berhenti di atas kertas saja. Semua pihak harus menjalankan MoU ini dengan baik.

Saya juga berharap kerja sama serupa dapat dilanjutkan di sektor lain, antara lain: perladangan, pertanian, manufaktur, dan jasa. Selain itu, kita juga masih melihat maraknya kasus penyelundupan orang. Oleh karena itu, kita sepakat untuk mulai membahas kerja sama penanganan penyelundupan orang termasuk di penegakan hukumnya.

Hal lain yang kita bahas kembali dalam pertemuan ini adalah mengenai pentingnya penyelesaian negosiasi batas maritim dan batas darat. Dengan sudah mulai dibukanya perbatasan kedua negara maka sudah saatnya negosiasi ini diintensifkan.

Sebelum saya akhiri, saya ingin mengucapkan marhaban ya Ramadan, selamat menunaikan ibadah puasa bulan Ramadan 1443 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua senantiasa dilimpahkan rahmat dari Allah Swt. dan dijauhkan dari penyakit dan bencana.

Demikian saya sampaikan. Dan saya mengundang Perdana Menteri Ismail Sabri untuk menyampaikan pandangannya. Saya persilakan.

Terima kasih.

Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri Bin Yaakob:
Yang terhormat Bapak Presiden,

Pertamanya, saya ingin merakamkan setinggi-tinggi penghargaan dan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, di atas kesudian menerima kunjungan saya ke Jakarta sekali lagi. Dan terima kasih di atas layanan mesra yang diberikan kepada saya dan delegasi saya. Dan kita berpeluang untuk berbincang empat mata, kalau tidak karena hari salat Jumat, panjang lagi perbincangan kami.

Lawatan kali ini melambangkan hasil hubungan kerja sama yang kukuh dan erat antara Malaysia dan Indonesia melalui pemeteraian memorandum persepahaman bagi pengambilan dan perlindungan Perkhidmatan Domestik Indonesia (PDI) di Malaysia pada hari ini, hari Jumat yang penuh berkat dan juga bersempena kedatangan bulan Ramadan yang mulia.

Pemeteraian MoU ini merupakan satu detik yang besar dan penting karena ianya merupakan komitmen berterusan pemerintah Malaysia dan Indonesia untuk memberi manfaat besar dan berkepanjangan kepada rakyat kedua-dua negara. Saya dipahamkan MoU ini telah melalui beberapa seri perbincangan sebelum ini dan alhamdulillah kali ini berjaya diselesaikan menjelang bulan Ramadan yang mulia ini. Tahniah, saya ucapkan kepada Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia dan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Sebagai negara tetangga, Malaysia senantiasa menghargai dan mengelu-elukan sumbangan pekerja migran Indonesia terhadap pembangunan ekonomi dan kehidupan rakyat Malaysia. MoU ini akan memastikan segala proses pengambilan dan mekanisme perlindungan PDI akan dilaksanakan secara komprehensif oleh pihak-pihak yang berkaitan mengikut dasar dan perundangan di kedua-dua negara. Dalam hal ini, saluran kemasukan tunggal bagi PDI ke Malaysia telah dipersetujui hanya menggunakan sistem saluran tunggal (one channel system), seperti mana yang terkandung di dalam MoU, yang penting untuk saringan kepada hanya majikan yang layak menggajikan PDI.

Seketujiku juga saya maklumkan bahwa Malaysia telah meratifikasi Protokol 29 Pertubuhan Buruh Antarbangsa (ILO), sebagai komitmen Malaysia di peringkat antarbangsa untuk membanteras isu buruh paksa, termasuklah memberi perlindungan kepada pekerja migran termasuk daripada Indonesia.

Beberapa inisiatif turut dilakukan oleh Kerajaan Malaysia dalam menjaga kebajikan pekerja domestik dari sudut perlindungan sosial yaitu yang pertama caruman melalui pertumbuhan keselamatan sosial (Perkeso), jaminan bayaran gaji melalui e-Wages yaitu bagi menjamin pembayaran gaji tidak lewat daripada hari ketujuh setiap bulan, cuti rehat satu hari seminggu, memperkenalkan aplikasi e-Aduan yang membolehkan pekerja membuat sebaran aduan secara dalam talian ataupun online. Apa saja isu yang berkaitan dengan pekerja, pekerja boleh membuat aduan, termasuk kekerasan majikan dan sebagainya. Dan e-Aduan ini terus kepada kementerian sumber manusia ataupun tenaga kerja, dan tidak akan, saya jamin pasti akan kita ambil terhadap majikan yang melanggar perjanjian. Lain-lain kebajikan termasuk yang termaktub dalam kontrak perkhidmatan, dan pemeteraian MoU ini juga akan merintis kepada kemasukan semula tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja dalam sektor-sektor yang dibenarkan di Malaysia.

Perkara lain yang disentuh di dalam perjumpaan empat mata adalah mengenai perlantikan Duta Besar Malaysia ke Indonesia, dan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden karena bersetuju untuk menyegerakan perlantikan Duta (Besar) Malaysia ke Indonesia ini.

Mengenai pembukaan semula sempadan, saya memaklumkan bahwa Malaysia akan membuka sepenuhnya sempadan kepada seluruh warga daripada negara mana sekalipun. Dan prosedurnya adalah longgar, yaitu tiada lagi kuarantin dan pemeriksaan boleh dilakukan di lapangan terbang ataupun bandara, ataupun di klinik-klinik di luar daripada bandara. Dan saya terima kasih kepada Bapak, karena Indonesia juga saya dipahamkan membuka sempadan negara dengan syarat dan tidak ada kuarantin, dengan syarat mesti melalui pemeriksaan PCR test. Jadi terima kasih saya percaya selepas ini, hubungan antara rakyat dengan rakyat lebih kukuh dan terjalin melalui pembukaan sempadan ini.

Begitu juga dengan potensi pelaboran Malaysia di Kalimantan Timur, dengan pembukaan Ibu (Kota) Negara Nusantara. Kita bersetuju, kami bersetuju supaya pembangunan di kawasan sempadan akan diperhebatkan. Saya telah pun bersetuju dengan Bapak Presiden, supaya kita mengenal pasti kawasan-kawasan yang perlu dibangunkan sama ada di Malaysia ataupun di sebelah Indonesia. Dan saya berterima kasih karena Bapak Presiden juga bersetuju untuk kita mengenal pasti kawasan-kawasan yang akan dimajukan oleh pelabor dari Malaysia di bandar Nusantara nanti.

Isu Rohingya, kita bersetuju bahwa isu ini perlu diselesaikan secara dalaman oleh pihak Myanmar sendiri karena saya maklumkan isu Rohingya ini adalah merupakan isu besar di Malaysia, karena terdapat 200 ribu pelarian Rohingya di Malaysia.

Mengenai minyak kelapa sawit, kami berdua bersetuju mengenai harga sawit. Harga minyak kelapa sawit patut ditentukan bersama oleh pihak Malaysia dan Indonesia, dan tidak bersaing dari segi penetapan harga, karena Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara yang menguasai keseluruhan dari segi ekspor minyak kelapa sawit ini.

Kita juga bersetuju dan berterima kasih kepada Bapak Presiden, karena bersetuju dengan Malaysia untuk memperkasakan bahasa Melayu yang merupakan bahasa serumpun yaitu bahasa serumpun, bahasa Melayu Malaysia, bahasa Melayu Indonesia, bahasa Melayu Brunei, bahasa Melayu Selatan Thailand, bahasa Melayu Champa di Kampuchea, bahasa Melayu di Filipina, bahasa Melayu di Singapore. Jadi kami berdua bersetuju di setiap serengan antarbangsa, saya seperti juga dengan Bapak Presiden akan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara kita. Dan kita bersetuju jika kita bersama-sama memperkasakan bahasa rumpun Melayu ini, bahasa rumpun Melayu mungkin suatu hari nanti boleh dijadikan sebagai bahasa ASEAN.

Jadi terima kasih sekali lagi, Bapak. Saya percaya apa yang kita laksanakan hari ini akan memberikan manfaat kepada kedua-dua rakyat, kedua-dua negara. Dan saya yakin hubungan yang akrab bersaudara antara Malaysia dan Indonesia akan kita perkukuhkan.

Terima kasih.