Pernyataan Pers Bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan
Presiden Prabowo Subianto:
Bismillahirahmanirrahim.
Yang Mulia Presiden Republik Turkiye Recep Tayyip Erdogan beserta delegasi, dan para Menteri, Menteri Koordinator Kabinet Merah Putih.
Saudara-saudara sekalian,
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Marhaba.
Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami bangsa Indonesia menyambut kunjungan Presiden Republik Turkiye beserta seluruh delegasi dari Turkiye. Kunjungan ini adalah kehormatan bagi kami karena ini bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turkiye.
Indonesia dan Turkiye memiliki hubungan batin dan emosional yang sangat khusus, karena hubungan kita bersama cukup lama, sudah ratusan tahun kita berhubungan dengan bangsa Turkiye pada saat itu adalah Imperium Ottoman.
Hari ini, saya dan Presiden Erdogan melaksanakan pertemuan High Level Strategic Cooperation Council yang pertama, ini adalah mekanisme bilateral hubungan tertinggi di antara kedua negara. Pertemuan berlangsung sangat intensif dan produktif. Kami memiliki komitmen yang sama untuk memperkokoh kemitraan. Kemitraan ini adalah untuk kemakmuran rakyat kedua negara dan juga untuk bekerja demi suatu tatanan dunia baru yang lebih baik mengarah kepada perdamaian dan stabilitas dunia.
Saudara-saudara sekalian,
Dalam pertemuan, kita membahas berbagai kerja sama yang sejalan dengan prioritas nasional kedua negara. Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, kami berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan di antara dua negara dengan saling menguntungkan kedua negara, juga mempercepat finalisasi kesepakatan CEPA di antara kita. Kami sepakat untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara.
Indonesia dan Turkiye juga akan memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan, termasuk pendidikan dan latihan bagi personel angkatan bersenjata kita, kerja sama intelijen, dan kontraterorisme. Kami sepakat untuk juga tingkatkan produksi bersama dan kerja sama di bidang industri pertahanan. Di bidang kesehatan, kami juga ingin meningkatkan kerja sama.
Di bidang hubungan internasional, kami menegaskan bahwa Indonesia dan Turkiye berpandangan tetap bahwa solusi untuk perdamaian di Palestina adalah kemerdekaan bagi Palestina dengan solusi dua negara, two-state solution. Kita juga mendukung perdamaian di Suriah dan di Ukraina.
Saya sangat gembira bahwa kunjungan ini sangat produktif. Kunjungan Presiden Erdogan adalah babak baru dalam kemitraan strategis kita, dan akan menjadi momentum sejarah menuju 100 tahun kemitraan Indonesia dan Turkiye di tahun 2050.
Terima kasih.
Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden Recep Tayyip Erdogan:
(Sebagaimana diterjemahkan)
Bismillahirahmanirahim.
Yang Mulia Bapak Presiden Republik Indonesia saudara saya yang terhormat, rombongan delegasi, dan media. Saya mengirim salam dari lubuk hati yang paling dalam atas nama saya pribadi dan bangsa saya.
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya mengunjungi negara sahabat dan negara Saudara, Indonesia ini, terakhir kali pada tahun 2022 pada saat kesempatan G20 Summit. Hari ini juga dengan perantara pertemuan pertama High Level Strategic Council, saya kembali lagi ke negara ini. Saya berterima kasih kepada Yang Mulia beserta seluruh jajaran atas penyambutan yang luar biasa ini.
Tahun ini kita memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Turkiye dan Indonesia, akan tetapi hubungan sejarah kita telah lebih berlangsung selama 400 tahun lamanya. Hubungan yang panjang dalam sejarah ini telah kita perkuat dengan terbentuknya kemitraan strategis pada tahun 2011. Hari ini kita memperdalam musyawarah dan diskusi kita berbagai hal dan berbagai bidang, baik dengan Yang Mulia Bapak Presiden Prabowo maupun dengan para delegasi yang lain, kita telah membahas banyak hal dengan detail.
Di samping itu, kita telah membahas banyak hal mengenai isu kawasan dan isu global, utamanya mengenai isu Suriah dan Palestina. Dalam hal ini, kita telah menandatangani kurang lebih sebanyak 12 perjanjian; mulai perjanjian dari bidang energi, kesehatan, pertanian, industri pertahanan, komunikasi, dan pendidikan.
Di samping itu, kita juga menerima joint statement yang telah kita tandatangani bersama. Kerja sama di bidang pertahanan yang telah ada dan kemungkinan kerja sama potensial yang bisa kita lakukan lagi di masa yang akan datang, kita telah mendiskusikannya kembali dengan lebih detail.
Kita berusaha untuk meningkatkan perdagangan kita sebanyak USD10 miliar per tahun dengan balance yang sama dan kita berusaha untuk mewujudkan itu bersama-sama. Dan, kita berkomitmen untuk melakukan segala hal yang dibutuhkan, agar komitmen itu bisa terwujud.
Kita memperhatikan dan memandang penting bahwa perluasan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari pertanian, industri halal, dan sebagainya, itu juga penting untuk kita diskusikan. Lebih khusus, kita juga berkomitmen untuk ikut serta dalam pembangunan proyek IKN Nusantara dengan melibatkan perusahaan konstruksi kita kelas dunia.
Kita juga membahas pentingnya hubungan people-to-people antara dua negara yang menjadi tujuan pariwisata. Kita juga menekankan pentingnya peningkatan volume penerbangan flight carrier bagi negara kita masing-masing. Tahun lalu, dari Indonesia sebanyak 203.000 turis berkunjung, dan sebaliknya dari Turki kurang lebih sebanyak 50.000 turis berkunjung. Meskipun angka ini sudah sangat menggembirakan, tapi saya yakin ini masih di bawah potensi kita bersama.
Kita juga menyaksikan antusiasme pelajar Indonesia untuk mendaftar pada Turkiye Scholarships. Kita memandang sebanyak 5.000 orang pelajar Indonesia yang belajar di Turkiye itu sebagai duta-duta kebudayaan kita. Dalam hal ini, Yunus Emre Institute, Maarif Foundation dan TIKA akan meneruskan upayanya dalam mengembangkan hubungan people-to-people ini.
Kita juga punya komitmen untuk meningkatkan komunIkasi kta dengan ASEAN. Republik Indonesia yang menjadi sekretariat bagi organisasi ASEAN, saya yakin akan mendukung kami dalam penguatan dialog antara kami dan ASEAN.
Kita juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama kita dalam berbagai platform seperti PBB, G20, MIKTA, D8 dan OKI. Mengenai masalah Palestina, saya mengapresiasi sikap bangsa Indonesia yang sangat tegas. Ke depan, dalam hal pembangunan kembali Palestina pascakonflik kita akan terus melanjutkan kerja sama ini dengan Indonesia.
Saya ingin menekankan lagi dengan tegas bahwa East Jerusalem yang didirikan pada 1967, kemerdekaannya dan kedaulatannya, berdirinya negara Palestina yang merdeka itu tidak bisa diundur-undur lagi. Segala upaya untuk menghalangi kemerdekaan Palestina sebagaimana yang saya maksud di atas tidak sah. Bagi kami ini akan menambah konflik yang terus berkepanjangan, akan menambah darah yang tertumpah, dan akan menambah ketidakstabilan di wilayah. Sebelum Palestina mencapai perdamaian, maka tidak mungkin negara di sekitarnya juga bisa mencapai perdamaian. Total kerusakan yang diakibatkan oleh serangan Israel yang berlangsung selama 15 bulan lamanya itu sudah mendekati USD100 miliar. Mari kita jangan lupakan bahwa prinsip hukum itu sangat penting.
Segala kesepakatan [dan] diskusi yang telah kita lakukan bersama, saya berharap semoga menjadi perantara bagi banyak kebaikan. Sekali lagi, saya mengucapkan salam dari hati saya yang paling dalam.
Thank you.