Pernyataan Pers Presiden Republik Indonesia
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Pada siang hari ini, saya akan menyampaikan tiga hal: yang pertama yang berkaitan dengan perdagangan manusia, yang kedua yang berkaitan dengan Myanmar, yang ketiga yang berkaitan dengan evakuasi WNI dari Sudan.
Yang pertama, mengenai perdagangan manusia. Salah satu yang Indonesia usung untuk dibahas di KTT (ASEAN ke-42) ini adalah pemberantasan perdagangan manusia, terutama online scams. Ini penting dan sengaja saya usulkan, karena korbannya adalah rakyat ASEAN dan sebagian besar adalah WNI kita.
Baru-baru ini, pemerintah Indonesia telah menyelamatkan 20 WNI korban perdagangan manusia dari Myanmar. Ini betul-betul sesuatu yang tidak mudah, karena lokasinya berada di wilayah konflik. Dan, juga pada (tanggal) 5 Mei yang lalu, otoritas Filipina dan perwakilan negara lainnya, termasuk Indonesia, juga telah berhasil menyelamatkan 1.048 orang dari 10 negara, dan 143 di antaranya adalah dari Indonesia.
Saya tegaskan bahwa kejahatan perdagangan manusia harus diberantas tuntas, dari hulunya sampai ke hilir. Saya ulangi, harus diberantas tuntas. Sehingga, dalam KTT nanti akan diadopsi dokumen kerja sama penanggulangan perdagangan orang akibat penyalahgunaan teknologi.
Yang kedua, yang berkaitan dengan Myanmar. Kondisi Myanmar saat ini memang sangat kompleks, karena telah terjadi lebih dari tujuh dekade. Dan, Indonesia sebagai Ketua ASEAN terus mendorong implementasi dari Five-Point Consensus, di mana salah satunya adalah terkait dengan bantuan kemanusiaan. Berbagai upaya telah kita lakukan. Alhamdulillah, keketuaan Indonesia mampu memfasilitasi AHA Centre sehingga Joint Needs Assessment mampu diselesaikan, yang sempat tertunda cukup lama karena masalah akses. Jadi, masalahnya adalah di masalah akses. Kemarin, AHA Centre didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan. Tapi sangat disayangkan, di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak.
Yang ingin saya tegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali, hentikan kekerasan. Stop using force, stop violence, karena rakyat yang akan menjadi korban, karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang. Saya mengajak, marilah kita duduk bersama, ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama.
Yang terakhir, yang berkaitan dengan evakuasi WNI dari Sudan. Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini, jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang, 936 (orang) sudah pulang dan 33 (orang) sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan. Ke depan, perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.