Presiden Republik Indonesia Berdialog Dengan Petani

Rabu, 21 April 2021
Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

Presiden RI:
Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati, Pak Menteri Pertanian, Pak Kepala Bulog, Pak Wakil Gubernur Jawa Barat. Ibu Bupati Kabupaten Indramayu.

Pertama-tama saya sangat berbahagia sekali pada pagi hari ini bisa bertemu dengan para petani maupun buruh tani di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu. Dan tadi waktu masuk ke sawah untuk panen tadi, saya tanyakan harga gabah sekarang ini berapa, tadi dijawab Rp4.200, betul? Rp4.200, benar? Benar. Sebelumnya jatuh harganya, Rp3.500, Rp3.400, sekarang sudah Rp4.200, oke. Rp4.200, enggak, ini ada Kepala Bulog supaya semua tahu, ya.

Kemudian panen per hektare, berapa tadi? Tujuh ton, ada yang delapan (ton), oke. Oke, tujuh ton samapi delapan ton, itu juga bagus, saya kira. Memang di Indramayu saya kira memang anunya memang…rata-rata hektare per tonnya.

Kemudian, untuk panen kalau bersamaan, tenaga untuk panennya kadang-kadang kurang, benar? Sehingga butuh combine (combine harvester – alat pemanen padi), di Wanasari belum ada? Pak Mentan, kirim satu ke sini, combine. Kapan pak? Kapan?

Menteri Pertanian:
Dilaksanakan Pak, ini Minggu Pak.

Presiden RI:
Minggu ini, ya, nanti saya cek.

Sudah, apa lagi kira-kira yang anu? Ini irigasi kan masih kita perbaiki, kita bangun. Nanti juga bisa mnegatur air masuk dan setopnya kapan, ini akan baik, sehingga pas panen itu airnya enggak harus melimpah, seperti sekarang saya kira bagus juga ini kondisinya.

Saya senang sekali, yang paling penting tadi harga gabahnya, karena saya dengar waktu harga gabah jatuh itu…ya sedih juga kita itu. Katanya karena mau impor. Yang mau impor siapa? Ada yang memang…memang ada dari kementerian yang akan…memang rencana, baru rencana akan impor, karena apa? Karena pandemi Covid-19 ini menyebabkan banyak yang kita khawatir, “Nanti panennya bagus atau enggak bagus? Banyak atau enggak banyak? Sisa atau enggak sisa?” stoknya di Bulog itu dihitung semuanya, kita hitung semuanya. Tapi kan kita enggak mau risiko, misalnya ada panen gagal karena waktu itu di bulan Desember dan Januari kan banjir di mana-mana, termasuk di sini juga kan. Nah, nanti pengaruh banjirnya seperti  apa, sehingga khawatir. Ya sudah tanda tangan dulu, tapi baru tanda tangan. Kemudian di lihat, situasinya ternyata bisa aman, sehingga kemarin saya sampaikan, sudah setop dulu. Ini panen, mau impor, sudah enggak usah impor, begitu. Coba kalau pas panen, impor. Gabah (harganya) bisa Rp3.000.

Kita mengerti seperti itu, tapi juga, sekali lagi, hitung-hitungan yang tadi: banjir, karena pandemi, kita itu juga khawatir kalau stoknya habis. Dan sekarang beras di dunia itu…rebutan pangan semua. Ya, untung kita tidak impor. Saya tadi cek ke Pak Mentan, Pak KaBulog Pak Budi Waseso juga (mengatakan) cukup. Alhamdulillah, saya kira…ya memang kita ini kan ngurusnya negara, ya kan. Yang urusan masalah beras itu kan juga masyarakat yang bukan petani kan semua juga butuh semua, kalau kurang, gimana? Bayangkan. Itu, jadi, tapi sudah kemarin sudah kita setop, tidak impor, sudah harganya sudah Rp4.200, saya kira sudah baik.

Ada hal yang ingin disampaikan? Silakan Pak. Buruh tani atau petani, silakan. Kalau ada.

Bapak Husein, Pemilik Lahan:
Saya sebagai yang punya tanah di sini turut…keseluruhan itu Pak. Jadi nama saya Pak Husein dari…yang punya tanah di sini. Saya itu Pak, dari ya tadi yang sudah saya bicarakan bahwa kita itu perlu mesin combine ini, sebab kita itu kalau pas panennya serempak, kita itu kewalahan Pak, untuk mencari tenaga kerja.

Nah, apalagi kalau misalnya…mending kita kita di sini, jalannya dekat. Kalau yang di tengah, jalannya susah Pak.

Nah sekarang itu, alhamdulillah, memang sedari awal itu irigasi itu enggak jalan Pak, karena ada proyek. Tapi alhamdulillah, dari atas itu Pak, hujan itu terus menerus, jadi ketolong juga. Jadi, itu Allah Maha Baik, Pak. Alhamdulillah kita itu Pak.

Yang saya sampaikan itu saja Pak, Cuma minta combine saja lah. Supaya dipenuhi, jadi jangan sampai kita itu, apa sebab…kalau kita pakai gerabagan, istilahnya, ada yang sampai 2-3 malam ke gerabag Pak. Jadi, padi yang bagus kayak gini bisa hitam Pak. Apalagi, kalau terserang hujan, sudah, rusak sekali Pak.

Sudah, terima kasih Pak.

Presiden RI:
Tadi kan sudah saya jawab, Pak Husein. Pak Mentan sudah mau kirim, sudah kan. Oke.

Ada lagi? Silakan.

Silakan.

Bapak Dwi Ibrahim, Petani:
Saya dari kelompok tani Tegalgirang Pak, Dewi Sri, nama saya Dwi Ibrahim. Keluhan kita, kalau di Tegalgirang kan paling ujung, tentunya memakai mesin pompa Pak, sedangkan mesin pompanya sudah pada rusak saya itu Pak. Mintanya mesin pompa air.

Presiden RI:
Mesin pompa yang gede, (atau) yang kecil?

Bapak Dwi Ibrahim, Petani:
Jangan yang gede pisan, yang empat inci saja. Abot gede-gede iku.

Presiden RI:
Oke.

Bapak Dwi Ibrahim, Petani:
Kan pasang empat (inci) kan bisa, banyak.

Presiden RI:
Sekalian ya, ini berapa berarti pompanya?

Bapak Dwi Ibrahim, Petani:
Dua.

Presiden RI:
Dua? Dua pompa, sudah. Jangan tambah lagi.

Bapak Dwi Ibrahim, Petani:
Iya masih ada Pak. Saya sudah dapat bantuan tahun 2012, traktor satu, Pak. Sekarang…tapi sekarang belum dapat Pak.

Presiden RI:
Ya, tambah traktor, sudah sekalian.

Bapak Dwi Ibrahim, Petani:
Terima kasih Pak. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabrakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.

Masih ada? Ya, terakhir.

Bapak Warli, Petani:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nama saya Warli dari Malangsari…dari Malangsari. Kami petani merasakan bahwa memang pupuk itu ada Pak, penuh. Cuma, karena kadang-kadang petani itu carinya yang murah itu, Pak Presiden, yang subsidi itu. Sedangkan, petani itu kalau harga normal yang nonsubsidi itu Rp600, Pak Presiden. Rp230 kalau di Malangsari itu. Sedangkan yang nonsubsidinya itu Rp600. Nah, terus, pupuk sih ada Pak, banyak pupuk,  cuma karena petani ini inginnya yang subsidi jadi ya sedikit terkendala masalah pembiayaannya. Jadi mohon kami siap harga pupuk juga mahal, tapi mohon harga padinya itu Pak, kira-kira diseimbangkan dengan pupuk. Karena harga padi Rp4.200, sedangkan pupuk sampai Rp600 yang nonsubsidinya.

Mungkin itu saja, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.

Ini urusan pupuk, ini nanti coba saya bicarakan dengan Pak Mentan di dalam rapat di Istana, nanti coba solusinya seperti apa. Tapi saya tahu, saya menangkap apa yang dimaksudkan. Memang biaya-biaya seperti itu kalau terlalu membebani di harga gabah Rp4.200 pun, mungkin kemakan dengan biaya tambahan pupuk yang ada, kita tahu. Nanti coba saya rapatkan, nanti di Istana.

Ya, saya rasa ini yang bisa saya sampaikan. Sekali lagi nanti kapan-kapan kalau barangnya sudah masuk, insyallah tahun depan, atau tahun depannya lagi, saya ke sini sudah…irigasinya sudah berbeda. Bapak-bapak semuanya panen semuanya pakai combine nanti dan pompanya nanti biar segera dikirim oleh Pak Menteri Pertanian, ya.

Saya rasa itu Bapak-bapak semuanya.

Terima kasih, saya tutup.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.