Rapat Terbatas Mengenai Antisipasi Dampak Kekeringan
Hari ini akan kita akan bahas mengenai antisipasi dampak kekeringan. Saya dapat laporan dari BMKG bahwa musim kemarau di 2019 ini akan lebih kering dan mencapai puncaknya di bulan Agustus sampai nanti September.
Beberapa daerah di negara kita juga sudah mengalami keadaan 21 hari tanpa hujan, itu berarti statusnya waspada. Tiga puluh satu hari tanpa hujan berarti statusnya siaga, dan juga sudah 61 hari tanpa hujan, ini statusnya sudah awas. Terjadi di beberapa provinsi, di Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Bali, di NTB, di NTT.
Oleh karena itu saya minta para menteri dan kepala lembaga, para gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi, mitigasi terhadap dampak kekeringan ini.
Saya juga minta dicek suplai air, baik suplai air bersih maupun suplai air untuk pertanian agar pasokan air terjaga dan risiko terjadinya gagal panen bisa kita hindari. Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca, pembangunan sumur bor, dan saya minta Kementerian Lingkungan Hidup juga memantau, mengendalikan potensi titik-titik panas (hotspot) yang ada dan kita harapkan kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut bisa kita antisipasi dan kita hindari.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan, silakan Pak Menko.
(rapat dilanjutkan secara tertutup)