Rapat Terbatas Mengenai Evaluasi PPKM

Senin, 22 November 2021
Kantor Presiden, Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati, Bapak Wakil Presiden;
Bapak-Ibu sekalian.

Kembali (pada) ratas pada sore hari ini, kita akan melakukan evaluasi mingguan terhadap pelaksanaan PPKM.

Dalam sepekan terakhir, kasus aktivitas menurun 892 kasus, (yaitu) dari 9.018 kasus di 14 November menjadi 8.126 kasus di 21 November. Dan untuk penambahan kasus baru, rata-rata 362 kasus setiap harinya. Dan kita sebentar lagi juga akan masuk ke libur Natal (dan libur) tahun baru, yang kita tahu saat ini kasus Covid-19 di Eropa semuanya naik.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Yang pertama, saya minta seluruh kementerian dan lembaga frekuensinya sama dalam menghadapi bulan Desember 2021 ini. Sekali lagi, memiliki frekuensi yang sama. Jangan terjebak pada ego sektoral. Utamakan kerja sama, utamakan koordinasi, sehingga kelihatan bahwa kita memiliki frekuensi yang sama.

Yang kedua, juga perlu saya ingatkan bahwa kegiatan kick-off untuk Sherpa Meeting di KTT G20 nanti akan dilakukan di Jakarta, dan kick-off untuk Finance Track di Bali, di awal Desember, sehingga dunia akan melihat kita. Oleh sebab itu, kemampuan kita dalam mengendalikan pandemi betul-betul diuji dan utamanya dalam menjalankan protokol kesehatan. Oleh sebab itu, saya minta secara detail nanti didampingi dari Satgas (Covid-19 pada) kedatangan delegasi di bandara, di hotel, dan di lingkungan hotel atau resort sampai ke venue-venue. Ini penting sekali.

Yang ketiga, mengenai rencana penerapan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada saat Natal dan tahun baru. Ini agar dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat. Sampaikan mengenai perkembangan kenaikan kasus-kasus yang ada di Eropa. Ini penting sekali sebagai sebuah background dari keputusan yang akan kita ambil, karena memang ada beberapa (pihak) yang menolak pemberlakuan PPKM Level 3 ini karena memang menginginkan situasi menjadi normal kembali. Tapi kita harus ingat, bahwa apa pun namanya ini pariwisata di Bali memang terdampak paling dalam. Tetapi juga perlu dijelaskan bahwa, apabila situasi tidak terkendali, justru akan memukul balik ekonomi dan pariwisata kita, apalagi sekali lagi kita akan menjadi tuan rumah 150 meetings yang ada di G20. Oleh sebab itu, saya minta intervensi di lapangan ini benar-benar terus dilakukan oleh Satgas (Covid-19) terhadap event-event yang ada.

Kemudian yang keempat, agar juga disampaikan kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota untuk menyeimbangkan betul-betul “gas dan rem”, sehingga kita bisa mempertahankan momentum untuk tumbuh positif. Kita tahu, di kuartal kedua tumbuh 7,07 persen, di kuartal ketiga tumbuh 3,51 persen, dan kita harapkan di kuartal keempat ini lebih baik dari kuartal yang ketiga.

Kemudian yang kelima, saya minta Menteri Kesehatan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan kesiapan rumah sakit apabila terjadi lonjakan pasien sakit selama akhir Desember (2021) dan awal Januari 2022, terutama pemetaan situasi dan terutama di daerah yang berpotensi kasusnya meningkat.

Yang terakhir, mengenai vaksinasi, betul-betul agar target yang telah kita berikan, (yaitu) 70 persen di akhir tahun, betul-betul bisa tercapai. Saya minta proaktif, jemput bola, dan juga datangi masyarakat. Dan saya minta backup dari TNI dan Polri, utamanya untuk yang lansia betul-betul dilakukan. Dan saya melihat door-to-door yang dilakukan oleh BIN juga baik karena yang divaksin adalah yang lansia. Dan kita harapkan, terutama untuk pemerintah daerah yang masih rendah (tingkat) vaksinasinya, agar diberikan bantuan secara khusus.

Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.