Rapat Terbatas Mengenai Laporan Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati, Bapak Wakil Presiden;
Bapak/Ibu Menteri yang saya hormati.
Saya ingin menekankan beberapa hal untuk menjadi perhatian kita semuanya. Data yang saya peroleh per (tanggal) 27 September 2020, rata-rata kasus aktif (Covid-19) di Indonesia itu 22,46 persen, 22,46 persen, ini sedikit lebih rendah dari rata-rata kasus aktif (Covid-19) dunia yang mencapai 23,13 persen. Saya kira ini baik untuk terus diperbaiki lagi.
Kemudian yang kedua, kalau kita bandingkan dengan bulan yang lalu, rata-rata kematian (akibat Covid-19) di negara kita juga menurun dari 4,33 persen menjadi 3,77 persen, dari 4,33 (persen) menjadi 3,77 (persen). Meskipun, kalau kita bandingkan dengan rata-rata kematian dunia, kita masih sedikit lebih tinggi karena rata-rata kematian dunia mencapai 3,01 persen. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menekan lagi agar rata-rata kematian di negara kita bisa terus menurun.
Kemudian rata-rata kesembuhan (dari Covid-19) di negara kita yaitu 73,76 (persen), 73,76 persen. Ini sedikit lebih rendah dibandingkan kesembuhan dunia di angka 73,85 (persen). Oleh sebab itu, saya tadi malam mendapatkan laporan dari Wakil Ketua Komite dan juga dari Menteri Kesehatan bahwa standar untuk pengobatan semuanya sudah diperintahkan untuk mengacu kepada standar yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan baik itu di ICU (intensive care unit), di ruang isolasi, maupun di wisma karantina. Ini penting sekali sehingga kita harapkan nanti angka kematian akan semakin menurun kemudian angka kesembuhan akan semakin lebih baik lagi.
Kemudian yang berkaitan dengan intervensi berbasis lokal. Ini perlu saya sampaikan sekali lagi kepada Komite bahwa intervensi berbasis lokal ini agar disampaikan kepada provinsi, kabupaten, dan kota. Artinya pembatasan berskala mikro baik itu di tingkat desa, di tingkat kampung, di tingkat RW, di tingkat RT, atau di kantor, atau di pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif. Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif. Jadi jangan sampai kita generalisir satu kota atau satu kabupaten apalagi satu provinsi, ini akan merugikan banyak orang.
Kemudian yang terakhir, saya minta untuk rencana vaksinasi, rencana suntikan vaksin, itu direncanakan secara detail, seawal mungkin. Saya minta dalam dua minggu ini sudah ada perencanaan yang detail kapan dimulai, lokasinya di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama, semuanya harus terencana dengan baik sehingga saat vaksin ada, itu tinggal langsung implementasi pelaksanaan di lapangan.
Yang terakhir mengenai pemulihan ekonomi nasional, saya nanti minta laporan dari Komite, perkembangan terakhir seperti apa. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan, terima kasih.
(Rapat Terbatas dilanjutkan secara tertutup)