Rapat Terbatas Mengenai Laporan Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Senin, 24 Agustus 2020
Istana Merdeka, Jakarta

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati, Bapak Wakil Presiden, para Menko, para Menteri; Bapak/Ibu sekalian seluruh Ketua dan Anggota Komite yang saya hormati.

Sebelum nanti mendengarkan laporan dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, saya ingin menekankan beberapa hal. Yang pertama, agar komite juga dalam hal ini Mendagri, mengingatkan kembali kepada Satgas di daerah, kepada gubernur, kepada bupati, kepada wali kota, agar betul-betul serius dan bekerja keras dalam rangka penanganan Covid-19 ini terutama dalam strategi menyeimbangkan antara gas dan rem untuk penanganan Covid-19 dan ekonomi dengan takaran yang tepat.

Dan kita tahu, ada peningkatan kasus yang sangat besar sekali di negara-negara terutama yang terakhir ini di Eropa: Spanyol, Prancis, Jerman, juga di kawasan Asia: India, Filipina, Bangladesh, Iran, Nepal, dan Korea Selatan, saya baca kemarin. Ini perlu…, perkembangan negara-negara lain itu juga perlu diwaspadai sehingga kita tidak kehilangan kendali atas manajemen yang ada dalam menangani, utamanya di daerah maupun kita di pusat.

Yang kedua, saya juga…rapat yang lalu kita sudah berbicara lagi mengenai kedisiplinan masyarakat yang ini menjadi kunci bagi pengendalian Covid-19. Saya melihat urusan promosi untuk pemakaian masker ini belum kelihatan dalam…, setelah habis rapat itu, baik di media, baik di lapangan dengan membagi masker, saya kira ini…, sekali lagi, ini perlu saya ingatkan karena kunci sebelum vaksinnya itu disuntikkan ke masyarakat, kuncinya saya kira paling penting adalah pemakaian masker, tolong ini betul-betul, segera apa…, yang berkaitan dengan ajakan untuk memakai masker, membagi masker ini betul-betul pelaksanaannya bisa dipercepat karena ini juga akan memperkuat confident dari masyarakat, dari dunia usaha, dari pasar mengenai cara-cara penanganan yang kita lakukan.

Kalau yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, ini yang…, karena komunikasi kita yang tidak…, tidak apa ya…, tidak “boom” gitu, tidak gamblang, tidak jelas, sehingga yang mereka tulis itu sering hal-hal yang tidak baik. Oleh sebab itu, saya minta setiap ingin (menyampaikan) statement urusan yang berkaitan dengan Covid-19, itu betul-betul ditanyakan terlebih dahulu, dikoordinasikan terlebih dahulu dengan yang namanya Prof. Wiku sehingga tidak semua berkomentar dan itu yang diambil oleh mereka dari statementstatement yang dari kita, berbeda-beda semuanya, hati-hati itu. Tolong satu itu saja, yang namanya Prof. Wiku itu diajak kalau memang mau bicara.

Jadi, apa…, karena menurut saya, track kita ini sudah betul, baik tahapan mencari vaksin, negara lain belum mencari vaksin, kita sudah ke sana, ke sini untuk mencari vaksin dan tadi saya sudah mendapatkan laporan dari Bu Menlu, Pak Menteri BUMN, sampai (tahun) 2021, kita sudah kurang-lebih mendapatkan komitmen 290 juta (vaksin Covid-19), itu sebuah jumlah yang sangat besar sekali. Negara lain mungkin sejuta-dua juta saja belum, kita sudah dapat komitmen 290 juta (vaksin Covid-19), baik yang diproduksi di sini maupun yang diproduksi nanti di luar. Saya kira ini berita yang sangat bagus dan kita harapkan, nanti dengan perbaikan komunikasi yang baik tadi confident market, confident dunia usaha, itu betul-betul bisa kita berikan kepada mereka.

Jadi, yang ketiga tadi mengenai pengadaan vaksin, saya kira tadi disampaikan oleh Bu Menlu, Pak Erick, nanti tolong disampaikan, diulang lagi, sampai akhir (tahun) 2020, kita akan dapat berapa kira-kira, Bu? 20 juta (vaksin Covid-19), ya? 20 sampai 30 juta (vaksin Covid-19), sampai akhir tahun ini. Kemudian sampai akhir tahun 2021, kira-kira 290 juta (vaksin Covid-19), ini jumlahnya sekali lagi, jumlah yang sangat besar sekali sehingga nanti vaksin Merah Putih kita ketemu, kita bisa memproduksi lebih banyak. Kalau memang apa yang kita miliki ini berlebih, dari yang ingin kita gunakan, ya enggak apa-apa, dijual ke negara lain. Karena negara lain ini di ASEAN saja saya lihat, belum ada yang…, belum ada yang siap dengan vaksin sebanyak yang tadi saya sampaikan.

Kemudian yang terakhir, untuk pemulihan ekonomi, sekali lagi, untuk skema cash transfer, bantuan langsung ke masyarakat, saya minta untuk dipercepat. Pak Menko PMK ini ya, terutama yang berkaitan dengan…, agar terus dipantau, BLT Desa, bantuan sosial tunai, kemudian BPNT (Bantuan Pangan Nontunai) yang sudah ditambah, hari ini nanti akan ada banpres produktif, kemudian bantuan untuk subsidi gaji ini betul-betul diikuti, karena ini yang paling banyak terkendala adalah urusan data, urusan nomor account di bank, saya kira ini yang apa…, yang agak menghambat kita. Sehingga kita harapkan nanti ini di pertengahan (bulan) Agustus sampai pertengahan (bulan) September ini sudah selesai sehingga bisa mengungkit growth (pertumbuhan ekonomi)kita.

Kemudian yang terakhir, saya minta nanti Pak Menko Maritim yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga, kuncinya selain konsumsi domestik itu hanya satu yang penting lagi, jangan sampai yang namanya investasi itu tumbuhnya minus di atas 5 persen. Jadi, karena kemarin tumbuh kita berapa untuk investasi yang lalu? 8, minus 8 (persen). Nah, usahakan betul-betul bisa di…kalau tidak bisa plus, ya jangan sampai di atas 5 (persen) minusnya. Kuncinya di situ. Tadi malam saya sudah ngomong banyak dengan Kepala BKPM, Pak Bahlil sudah menyanggupi, “Sanggup Pak, Rp213 triliun,” untuk ini betul-betul bisa terealisasi sehingga betul bisa mendongkrak growth kita, hanya itu saja yang menjadi kunci. Karena kalau kita ingin meningkatkan ekspor dalam jumlah yang itu sulit pasarnya, kemudian konsumsi domestik kita juga, daya beli, ini juga informasi kepada Bapak/Ibu semuanya, penerimaan pajak di bulan Juli ini mulai stuck lagi, tidak gini, tapi sudah gini lagi. Ini menunjukkan bahwa memang daya beli di masyarakat itu sudah mentok lagi karena kita terkendala oleh misalnya, restoran hanya buka 50 persen, kemudian tempat wisata juga, okupansi hotel juga belum bisa tinggi, saya kira ya enggak apa-apa tetapi harus ada jurus yang lain yang bisa kita lakukan yaitu dengan meningkatkan investasi agar di kuartal ketiga itu bisa mengungkit. Saya kira kuncinya ada di investasi.

Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.

(Rapat Terbatas dilanjutkan secara tertutup)