Rapat Terbatas Mengenai Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
Assalamualaikum Warahmatulah Wabarakatuh,
Yang saya hormati Bapak wakil presiden, Bapak/Ibu Menteri, Kepala Lembaga yang hadir, Bapak Gubernur BI, Bapak Ketua OJK.
Rapat terbatas sore hari ini akan diteruskan dengan urusan yang berkaitan dengan pemberdayaan usaha mikro, usaha kecil dan usaha Menengah. Kita tahu bahwa program perlindungan, program pemberdayaan UMKM kita tersebar hampir di seluruh kementerian dan lembaga yang ada, di BUMN juga biasa dari sektor swasta.
Misalnya di BUMN dari PNM itu ada program Mekaar. Di Kementerian Keuangan ada program UMI. Kemudian di setiap kementerian juga ada program pemberdayaan UMKM. Tersebar dimana-mana, tidak fokus, tidak terkoordinasi dan terkonsolidasi sehingga hasilnya kurang nendang.
Apa yang sudah dilakukan oleh sebuah kementerian diulang lagi oleh BUMN ataupun swasta sehingga akhirnya apa? Target group-nya hanya itu-itu saja. Oleh sebab itu, yang kedua saya juga masih melihat program pemberdayaan UMKM ini masih rutinitas, masih monoton dan sering tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh UMKM.
Saya melihat misalnya kredit dari perbankan yang diberikan kepada usaha mikro, usaha kecil lewat subsidi. Subsidi apa? Subsidi bunga, subsidi bunga bagi UKM. Ini sekarang bunganya sudah berapa Bu, terakhir? Enam persen/tujuh persen? Tujuh persen mau diturunin ke enam persen. Tapi menurut saya ini jumlahnya masih kurang. Oleh sebab itu saya minta nanti tahun depan ini bisa ditingkatkan lagi dua kali lipat. Tetapi kita juga harus tembakkan program ini kepada usaha-usaha produksi bukan pada yang masih banyak sekali saya lihat di usaha-usaha perdagangan.
Yang ketiga kita ingin UMKM kita naik kelas dari yang mikro menjadi kecil, dari yang kecil menjadi menengah, dan yang menengah menjadi besar. Oleh sebab itu, saya juga sudah saya sampaikan ke Kepala BKPM agar setiap adanya investasi itu digandeng pengusaha lokal, pengusaha kecil, pengusaha mikro, dikawinkan. Sehingga pengusaha-pengusaha lokal mendapatkan manfaat dari adanya investasi yang ada di sebuah daerah. Misalnya pembangunan infrastruktur jalan, tol, airport bandara, pelabuhan. Beri ruang bagi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah kita dalam sistem rantai pasok produksi sehingga betul-betul tidak hanya melibatkan yang besar-besar saja, tapi yang kecil-kecil juga bisa terangkut di situ.
Begitu juga dijalan tol, rest area, atau terminal, bandara. Beri ruang bagi usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro kita jangan sampai yang diberikan prioritas terlebih dahulu justru malah brand-brand asing. Sekali lagi didahulukan, jangan kebalik-balik.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dalam pengantar sore hari ini. Saya silahkan Pak Menteriā¦
(Rapat Terbatas dilanjutkan secara tertutup)