Rapat Terbatas Mengenai Penyampaian Program Dan Kegiatan Di Bidang Perekonomian

Rabu, 30 Oktober 2019
Kantor Presiden, Jakarta

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamualaikum Warahmatulah Wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, Pak Menko, Bapak/Ibu sekalian seluruh menteri dan kepala lembaga, wakil menteri.

Rapat terbatas pada siang hari ini akan dibahas mengenai kegiatan-kegiatan yang harus kita lakukan, yang berkaitan dengan tugas di Kemenko Perekonomian. Dan sebelum saya mempersilakan Pak Menko untuk menyampaikan fokus dan kerja dalam lingkup koordinasinya, saya ingin menyampaikan beberapa hal.

Yang pertama, kita tahu bahwa ekonomi global dalam lima tahun ini dan perkiraan-perkiraan dari lembaga-lembaga internasional, tahun depan akan menuju ke sebuah situasi yang lebih sulit dan bahkan banyak yang menyampaikan menuju ke sebuah resesi. Oleh sebab itu semuanya harus kita antisipasi dan ini bolak-balik selalu saya sampaikan, kuncinya ada di: Yang pertama itu peningkatan ekspor dan substitusi barang-barang impor, yang kedua yang sangat penting adalah juga investasi. Artinya apa? Ekspor dan investasi, peningkatan ekspor peningkatan investasi adalah menjadi kunci dalam kegiatan kita di bidang ekonomi.

Oleh sebab itu, saya sudah menyampaikan baik kepada Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Perdagangan, kepada Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Luar Negeri, sudah saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian-perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus-menerus tanpa henti.

Kita telah menyelesaikan Indonesia-Australia CEPA dan ini harus diteruskan ke negara-negara lain. Ini yang penting menurut saya, segera diselesaikan dan saya minta dalam akhir tahun 2020 ini bisa diselesaikan, timnya disusun yang fix tidak berganti-ganti, kemudian penyelesaian dan eksekusi lapangannya juga harus terus dikerjakan, yaitu dengan Uni Eropa.

Ini nanti akan berkaitan dengan peningkatan ekspor, plus dengan negara-negara yang tergabung dalam RCEP, yaitu 10 negara ASEAN plus 6. India, Cina, Korea Selatan, Jepang, Australia, New Zealand. Ini yang belum kita memiliki perjanjian perdagangan dengan mereka. Saya minta agar diselesaikan dalam akhir tahun depan itu harus rampung sehingga yang berkaitan dengan ekspor ini betul-betul bisa kita lakukan. Juga free trade agreement dengan negara-negara Afrika. Ini penting sekali. Afrika, tolong dilihat.

Yang kedua, yang berkaitan dengan regulasi-regulasi yang ada di bidang perekonomian yang menghambat investasi, yang menghambat ekspor. Dilihat betul agar juga segera ditindaklanjuti apa yang telah kita rencanakan mengenai penerbitan omnibus law. Ini sudah kita mulai mungkin dua bulan yang lalu. Ada 74 Undang-Undang di situ yang akan kita kerjakan. Saya kira Pak Menko Perekonomian sudah paham mengenai ini, tolong dikoordinasikan dengan menko-menko yang lain yang berkaitan dengan ini. Segera kita identifikasi, segera kita pangkas, sehingga betul-betul apa yang tadi di depan saya sampaikan ini betul-betul bisa kita kerjakan secara cepat.

Terakhir, kembali lagi saya ingin menyampaikan mengenai transformasi ekonomi menuju ke sebuah industrialisasi, hilirisasi. Dari yang sebelumnya kita mengekspor bahan-bahan mentah baik berupa nikel, bauksit, alumina, batu bara, satu per satu harus mulai kita tata agar kita mengekspornya dalam bentuk setengah jadi atau kita paksa langsung ke barang jadi. Inilah sebuah nilai tambah yang nanti akan memberikan daya saing kepada negara kita dan saya minta langkah-langkah percepatan itu segera dilakukan termasuk di dalamnya adalah insentif-insentif bagi industri, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan industri-industri yang berada di pedesaan. Hati-hati. Kalau kita bisa menyentuh ini, ini akan memberikan dampak yang sangat besar kepada ekonomi kita.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar pada kesempatan yang baik ini. Setelah ini saya berikan pada Menko Perekonomian.

(rapat terbatas dilanjutkan secara tertutup)