Sambutan Sidang Istimewa Laporan Tahunan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2024
Saya mohon maaf membelakangi.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati dan saya muliakan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Prof. Dr. Sunarto, S.H, M.H., para Wakil Ketua, yaitu Wakil Ketua MA Bidang Nonyudisial Bapak Suharto, para Ketua Kamar Mahkamah Agung, seluruh Jajaran Mahkamah Agung;
Ketua Mahkamah Konstitusi RI Saudara Suhartoyo;
Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia Prof. Amzulian Rifai;
Ketua BPK RI Ibu Isma Yatun yang saya hormati;
Para Wakil Ketua DPR RI yang hadir Saudara Adies Kadir, Saudara Cucun Ahmad Syamsurizal;
Para Menteri Koordinator, para Menteri Kabinet Merah Putih, Jaksa Agung, Kepala BIN, Panglima TNI, Kapolri beserta seluruh Anggota Kabinet Merah Putih;
Para Ketua Mahkamah Agung Negara Sahabat yang hadir;
Para Duta Besar, Kepala Perwakilan Negara Sahabat yang hadir;
Yang saya hormati dan yang saya banggakan para Ketua Pengadilan Tinggi dan Tingkat Pertama seluruh Indonesia, para Hakim Agung, Hakim Tinggi, Hakim Panitera, Hakim Ad Hoc;
Keluarga Besar Peradilan Indonesia yang saya hormati;
Hadirin, Undangan yang berbahagia.
Pertama-tama tentunya, sebagai insan yang bertakwa, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Mahakuasa, Tuhan Mahabesar, bagi umat Islam, Allah SWT yang memiliki sekalian alam. Hanya kepada-Nya-lah kita berdoa dan hanya kepada-Nya-lah kita meminta pertolongan. Kita bersyukur atas segala karunia, atas kesehatan yang masih diberikan kepada kita sekalian sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang sangat mulia ini, di acara Sidang Istimewa Laporan Tahunan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2024.
Saudara-saudara sekalian,
Saya ingin ucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya, hari ini hadir di sini sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintah Republik Indonesia, ikut mendengarkan Laporan Tahunan Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Saudara-saudara sekalian,
Sebuah negara yang kuat, negara yang berhasil tergantung pada sistem hukum yang berlaku di negara tersebut. Suatu negara tanpa sistem hukum, negara itu gagal, negara itu tidak bisa berhasil, negara itu tidak berguna bagi rakyatnya. Kelangsungan hidup sebuah bangsa di antaranya tergantung apakah negara itu bisa menegakkan hukum, menegakkan hukum, dan bahwa hukum adalah jaminan keadilan.
Dan, keadilan adalah tidak hanya hak setiap warga negara, keadilan adalah tuntutan setiap warga negara. Karena itu, adalah sesuatu yang sangat saya hargai, saya mendengar laporan Ketua Mahkamah Agung, dan saya ingin menyampaikan hormat saya, penghargaan saya kepada seluruh Keluarga Besar Peradilan Indonesia.
Saya mengakui, baru sekarang saya sungguh-sungguh sadar dan mengerti betapa berat beban Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hakim pada peradilan. Maaf, saya seumur hidup saya, memang saya berada di sektor eksekusi, sektor pelaksana, saya pelaku. Kadang-kadang kami pelaku, kami menganggap bahwa hukum itu adalah sesuatu yang mudah untuk ditegakkan, mudah untuk dijalankan.
Terima kasih undangan ini. Saya merasa saya yang paling banyak belajar hari ini, mengerti dan memahami dimensi, beban kerja bahwa hakim itu harus menangani, mempertimbangkan, mempelajari, dan memutuskan ratusan perkara, per hakim ratusan perkara, jutaan perkara yang Saudara-sudara tangani, Saudara-saudara sekalian.
Saya ini mantan prajurit, mantan prajurit. Saya punya suatu tradisi bahwa saya ingin hormat kepada para hakim di seluruh Indonesia.
Beban Saudara sangat berat karena setiap rakyat kita bergantung pada putusan-putusan Saudara. Rakyat kita berharap keadilan. Rakyat kita, apalagi yang paling lemah, yang paling miskin, dan paling tidak berdaya, tempat terakhir mereka mencari keadilan adalah kepada para hakim. Karena itu, saya bertekad untuk bekerja sama dengan legislatif, kita akan bicarakan bagaimana kita harus memperbaiki kualitas hidup semua hakim Indonesia.
Maaf, itu beberapa kali saya ajukan, beberapa kali ada pakar yang mengatakan, “Pak, sebenarnya begini, sebenarnya begitu.” Tapi hari ini, saya kembali yakin bahwa kualitas hidup hakim-hakim kita harus yang terbaik.
Saya juga dapat laporan, banyak hakim kita tidak punya rumah dinas, banyak hakim kita masih kos. Ini tidak boleh terjadi. Ada Menteri Keuangan enggak di sini?
Terima kasih, Mahkamah Agung, saya diundang. Saya kira tidak terlalu banyak yang ingin saya sampaikan. Intinya adalah hormat saya. Terima kasih atas seluruh darmabaktimu. Atas nama pemerintah, atas nama rakyat Indonesia, terima kasih (atas) pekerjaanmu.
Tapi, ah ada tapinya. Kalau tidak salah saya lihat sepintas slide Ketua Mahkamah Agung tadi, tingkat kepuasan atas putusan tingkat banding, benar ya? Kalau tidak salah, tingkat kepuasannya masih tidak terlalu tinggi? Atau mungkin mata saya yang kurang baik? Tapi saya percaya, Saudara-saudara, saya percaya.
Dan atas nama rakyat Indonesia, saya mengimbau, saya mengimbau, jadilah hakim yang tadi sesuai tema Saudara. Jadilah hakim yang berintegritas. Jadilah pengayom dan pelindung rakyat. Berilah keadilan. Tegakkan keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan tidak pandang bulu, Saudara-saudara.
Tonggak trias politika, peradilan/yudikatif sama tingkatnya, sama derajatnya, sama kuasanya dengan eksekutif dan legislatif. Hakim ini, legislatif ini, dan eksekutif harus sama.
Hakim harus berani. Tegakkan kebenaran, tegakkan kejujuran, tegakkan keadilan. Berantas korupsi. Mari kita bekerja yang sebaik-baiknya untuk anak dan cucu kita.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Semoga Yang Mahakuasa selalu melindungi semua hakim kita dan Keluarga Besar Peradilan Indonesia.
Terima kasih.
Selesai.