The Future of Asia Conference

Jumat, 27 Mei 2022
Istana Merdeka, Jakarta

Hadirin yang saya hormati,
Kita meyakini bahwa abad sekarang ini adalah abad Asia. Asia bukan hanya untuk Asia tetapi Asia untuk dunia apalagi di tengah dunia yang sedang terbelah, sebagaimana tema konferensi ini, kita perlu redefining Asia’s role in a divided world. Kawasan Asia akan dan harus terus berperan sebagai katalisator dan mesin bagi stabilitas, bagi perdamaian, dan bagi kemakmuran global.

Hadirin yang saya muliakan,
Banyak tantangan global yang kita hadapi. Upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih belum merata. Ancaman gelombang varian baru Covid-19 masih harus kita antisipasi dan semua ini semakin diperparah kembali oleh terjadinya konflik Rusia-Ukraina, membawa babak baru dalam konstelasi geopolitis. Politik global mengalami peningkatan ketegangan, rantai pasok perdagangan dunia terganggu, kelangkaan dan kenaikan harga barang, kemunduran ekonomi global tidak terhindarkan.

UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) telah menurunkan pertumbuhan GDP (gross domestic product) global dari 3,8 persen menjadi 2,6 persen pada tahun 2022. Setidaknya, 38 negara berpenghasilan rendah telah mencapai status berisiko tinggi untuk beban utang luar negeri mereka. Pencapaian SDGs (sustainable development goals) makin tertunda dan 150 juta penduduk dunia kembali terjerumus ke dalam kemiskinan ekstrem dan lebih dari 160 juta orang di dunia kembali kelaparan.

Meski ekonomi Asia melambung 6,9 persen tahun lalu, pemulihan ekonomi belum terjadi pada kawasan yang luas. ADB (Asian Development Bank) memperkirakan, GDP Asia akan meningkat menjadi 5,2 persen pada (tahun) 2022 dan menjadi 5,3 persen pada tahun 2023 dengan kenaikan inflasi 3,7 persen tahun ini dan 3,1 persen pada tahun 2023.

Di kawasan ASEAN, angka kemiskinan mencapai 4,7 juta jiwa dan yang kehilangan pekerjaan lebih dari 9,3 juta jiwa. Oleh karena itu, kita harus melakukan percepatan pemulihan ekonomi, perlu investasi di sektor kesehatan nasional, perlu investasi SDM (sumber daya manusia) guna meningkatkan produktivitas dan daya saing, perlu penguatan fundamental makroekonomi dan memanfaatkan peluang ekonomi hijau.

Hadirin sekalian,
Indonesia akan terus mendukung upaya pemulihan pascapandemi. Pertama, di tingkat bilateral, Indonesia terus mengupayakan penguatan kerja sama ekonomi terutama dengan mitra-mitra strategisnya, seperti Jepang. Dalam pembicaraan bilateral dengan PM Kishida di Jakarta bulan April lalu, kami berdua sepakat untuk semakin menguatkan kemitraan ekonomi, meningkatkan perdagangan dan investasi melampaui tren sebelum pandemi, memperluas akses pasar, dan mengatasi hambatan perdagangan terutama ekspor produk pertanian dan perikanan Indonesia.

Yang kedua, kerja sama dalam kerangka ASEAN. Indonesia akan terus mendorong agar negara-negara ASEAN bersama-sama bekerja keras untuk lebih bisa menikmati rantai nilai global agar mampu menaiki tangga kemajuan. RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) yang telah disetujui dua tahun yang lalu, perlu untuk segera diimplementasikan untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan yang saling menguntungkan. Implementasi RCEP berpotensi meningkatkan perdagangan kawasan 10 persen dalam lima tahun ke depan dan berkontribusi USD187 miliar pada GDP kawasan.

Yang ketiga, sebagai Presiden G20, Indonesia ingin memastikan agar G20 menjadi katalisator pemulihan ekonomi global. Terdapat tiga sektor penting yang akan menjadi prioritas Presidensi Indonesia. Yang pertama, penguatan arsitektur kesehatan global untuk memastikan ketersediaan sumber daya bagi penanganan Covid-19 serta penguatan kesiapsiagaan menghadapi darurat mendatang. Yang kedua, transisi energi untuk memastikan dukungan teknologi investasi dan pembiayaan transisi energi dan pembangunan hijau, khususnya bagi negara berkembang. Yang ketiga, transformasi digital untuk memperkuat sumber pertumbuhan baru dan perluasan peluang ekonomi termasuk untuk UMKM. Harapan kita, tahun 2022 dapat menjadi tahun pemulihan, the year of recovery.  

Sekali lagi, saya berharap para peserta konferensi akan menghasilkan pemikiran dan terobosan bagi percepatan pemulihan dan kebangkitan global.

Terima kasih.