Dialog Presiden Republik Indonesia (melalui konferensi video) Saat Peninjauan Vaksinasi Covid-19 Untuk Para Pelajar Dan Santri

Selasa, 31 Agustus 2021
Pondok Pesantren MIftahul Falah, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi robbil alamin, washolatu wassalamu ‘ala asrofil ambiya’i wal mursalin, sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin, wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’in. Amma ba’du.

Yang saya hormati, para kiai, para sesepuh pondok pesantren, para santri yang saya cintai, Bapak Kepala BIN, Pak Mensesneg, Pak Gubernur Provinsi Jawa Barat, Bapak Bupati Kabupaten Kuningan.

Saya ingin menanyakan tiga atau empat dari program vaksinasi massal ini, untuk santri, ini dikhususkan untuk para santri di pondok-pondok pesantren. Mungkin yang pertama, Pondok Pesantren Husnul Khotimah di Kuningan. Silakan, berapa yang divaksin hari ini?

Ketua Yayasan Husnul Khotimah, K.H. Mutamad bin Rosim:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ketua Yayasan Husnul Khotimah, K.H. Mutamad bin Rosim:
Wilujeng sumping, Bapak Presiden Republik Indonesia di Kabupaten Kuningan. Saya, Mutamad Rosim, atas nama Keluarga Besar Pondok Pesantren Husnul Khotimah, mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Presiden atas perhatiannya yang sangat luar biasa kepada pondok pesantren dengan diselenggarakannya program vaksinasi untuk para santri, termasuk di Pondok Pesantren Husnul Khotimah. Alhamdulillah, kami diberi kesempatan fasilitas untuk 2.000 paket vaksin untuk santri, Pak.

Presiden RI:
2.000, Pak Kiai? Oh, banyak sekali.

Ketua Yayasan Husnul Khotimah, K.H. Mutamad bin Rosim:
2.000 (dosis vaksin), karena jumlah santri kami 4.300 (santri).

Presiden RI:
Oh, jumlah santrinya juga banyak sekali. Alhamdulillah, nggih.

Bagaimana, Pak Kiai? Apakah ada yang masih takut, atau ada yang ragu-ragu untuk divaksin, Pak Kiai?

Ketua Yayasan Husnul Khotimah, K.H. Mutamad bin Rosim:
Alhamdulillah, semuanya siap, Pak Presiden, untuk divaksin.

Presiden RI:
Alhamdulillah, nggih. Ya, nanti untuk…karena ini juga jumlah vaksinnya secara nasional juga masih belum mencukupi, memang ini tahap demi tahap dan kita harapkan insyaallah nanti di akhir tahun, di bulan Desember, semuanya sudah divaksin, termasuk tentu saja dari Pondok Pesantren Husnul Khotimah di Kuningan.

Pak Kiai, terima kasih.

Ketua Yayasan Husnul Khotimah, K.H. Mutamad bin Rosim:
Sama-sama, Pak Presiden.

Presiden RI:
Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, silakan.

Pendiri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, K.H. Fathurrohim:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bapak Presiden yang saya hormati, saya Fathurrohim dari Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, Blater, Jimbaran, Bandungan, Kabupaten Semarang.

Presiden RI:
Oh, ini di Bandungan?

Pendiri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, K.H. Fathurrohim:
Bandungan, Pak.

Presiden RI:
Nggih.

Pendiri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, K.H. Fathurrohim:
Ini, anak-anak dari pondok pesantren mau ngaturke salam kagem Bapak. Monggo.

Presiden RI:
Nggih, monggo.

Para Santri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah:
Satu, dua, tiga!

(Menyanyikan lagu bersama-sama)
Say, say, say, Assalamu’alaikum
Say, say, say, Assalamu’alaikum
Say, say, say, Assalamu’alaikum
Jawablah dengan…Wa’alaikumsalam, Wa’alaikumsalam, Wa’alaikumsalam

Salam!
Salam Indonesia Sehat!
Salam Indonesia Hebat!
Vaksinasi, Halal!
Vaksinasi, Aman!
Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, Kami siap tatap muka!
Pak Jokowi, Mantap!

Presiden RI:
Terima kasih.

Pendiri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, K.H. Fathurrohim:
Bapak Presiden ingkang kawula hormati,

Kawula saking Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah sangat berterima kasih atas vaksinasi yang dilakukan di pondok pesantren kami. Hari ini, kami mendapat vaksinasi 1.500 (dosis) vaksin dengan harapan setelah vaksin ini nanti, kami bisa melakukan proses belajar-mengajar sebagaimana mestinya.

Kemudian Bapak, vaksinasi ini akan kami jadikan syarat untuk santri mengikuti ujian di segala tingkatan, baik ula (dasar), wustha (menengah), maupun ‘ulya (tinggi), dan tahfidzul Quran di pondok (pesantren) kami. Dan juga persyaratan bagi santri baru untuk masuk ke pondok pesantren.

Presiden RI:
Oh, bagus sekali, Pak Kiai, bagus sekali.

Pendiri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, K.H. Fathurrohim:
Saklajengipun, Bapak Presiden, menika lare santri, wakil santri, badhe matur dumateng Bapak, monggo.

Presiden RI:
Nggih, silakan.

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, M. Alvin Materazzi:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, M. Alvin Materazzi:
Selamat pagi, Bapak Presiden. Perkenalkan, nama saya, Muhammad Alvin Materazzi, asal saya dari Kuningan, Jawa Barat. Saya, mondok di Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, Blater, Kabupaten Semarang.

Izinkan saya bertanya, Bapak. Kapan, ya, seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi para santri dan para pelajar dapat tervaksin semuanya, Pak? Sehingga kita semua dapat melaksanakan proses pembelajaran seperti dahulu kala sebelum adanya Covid-19. Saya juga berharap semoga Bapak dapat membantu saya karena saya ingin sekali, Pak, meneruskan pondok dan sekolah yang tinggi sehingga saya dapat menggapai cita-cita saya selama ini yang saya impikan. Dan tujuan saya untuk membanggakan kedua orang tua saya.

Saya doakan semoga Bapak selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dalam membangun negeri ini. Sehat selalu, Pak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Aamiin. Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alvin, jadi begini, ya. Sekarang ini yang terjadi, pandemi Covid-19 dan gelombang berikutnya pandemi (Covid-19) varian Delta, itu tidak hanya negara kita, Indonesia, tetapi 221 negara di dunia ini semuanya terkena gelombang Covid-19. Semuanya juga rebutan yang namanya vaksin. Antarnegara rebutan vaksin, padahal yang memproduksi vaksin hanya 1-2-3-4-5-6 negara, tidak semua negara memproduksi vaksin. Meskipun punya uang, meskipun anggarannya ada, belum tentu kita bisa mendapatkan vaksin.

Alhamdulillah sampai hari ini, kita telah mendapatkan 160 juta dosis vaksin. Tetapi itu masih jauh dari mencukupi, karena kebutuhannya kurang lebih 428 juta (dosis). Sudah ada komitmen dari industri dan pabrik vaksin, tetapi juga sekali lagi masih rebutan dengan negara-negara lain.

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, M. Alvin Materazzi:
Terima kasih, Pak.

Presiden RI:
Terima kasih, Pak Kiai.

Saya pindah ke Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, di Binjai, Sumut. Silakan.

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Bapak Presiden yang saya muliakan,

Semoga pertemuan kita ini diberkahi oleh Allah Swt.

Presiden RI:
Amin.

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Tapi sebelumnya, Pak, nampaknya tadi pesantren lain diizinkan untuk menyapa Bapak. Santri kita di belakang juga ingin menyapa. Boleh enggak ini?

Presiden RI:
Silakan.

Santri-Santriwati Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Salam!
Assalamu’alaik, assalamu’alaik, assalamu’alaikum.

Indonesia!
Sehat, sehat, sehat, luar biasa!
Indonesia!
Hebat, hebat, hebat, luar biasa!
Santri Kota Binjai!
Siap divaksin!

Presiden RI:
Saya senang banget kalau melihat semangatnya seperti itu. Kelihatan sehat-sehat semuanya, kelihatan semangat semuanya. Terima kasih.

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Insyaallah.

Bapak Presiden yang dimuliakan oleh Allah Swt.,
Alhamdulillah, Pak, kami ini sebenarnya dari pesantren selalu melihat vaksin di Kota Binjai ini khususnya, itu luar biasa, 500 vaksin, tapi yang datang 3.000.

Presiden RI:
Masih kurang banyak ya?

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Iya.

Jadi, akhirnya alhamdulilah kedatangan Bapak Kepala BIN Sumatera Utara, kemudian Pak Wali Kota memohon untuk divaksin di sini, saya langsung terima dengan senang hati. Jadi, Bapak Presiden, ya kami di sini 2.500 yang akan divaksin dari pesantren kita dan pesantren sekitar di Kota Binjai ini. Di samping itu ada 2.500 dengan waktu yang sama ini untuk para pelajar SMA dan SMP. Jadi, total semuanya 5.000 vaksin.

Namun mohon ini Pak, anak kita juga ingin menyapa Bapak. Kami ini kan jauh. Barangkali belum tentu bisa berkali-kali ketemu Bapak. Mohon izin untuk anak kita menyapa Bapak. Boleh kan ya?

Presiden RI:
Silakan.

Santri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Luhut:
Assalamu’alaikum, Pak Presiden.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Santri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Luhut:
Perkenalkan, nama saya Luhut, asal dari Tapanuli. Walaupun sama Tapanuli, saya Luhut santri, bukan Luhut menteri.

Terima kasih, Pak Presiden, saya dan teman saya alhamdulillah sudah divaksin.

Pak Presiden, saya ada rahasia, tapi untuk kita dua aja, Pak. Insyaallah 25 tahun ke depan, saya ingin jadi menteri seperti Pak Luhut. Setuju kan, Pak? Dukung ya, Pak?

Presiden RI:
Setuju, (saya) dukung.

Santri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Luhut:
Terima kasih, Pak.

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara:
Terima kasih, Adinda.

Pak, sekali lagi, namanya kita pimpinan pesantren, tidak mungkinlah kita enggak berbuat adil kepada anak-anak kita. Yang santriwati pun ingin menyapa Bapak. Gimana, Pak?

Presiden RI:
Ya silakan.

Santriwati Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Siti Hajar:
Assalamu’alaikum, Pak Presiden.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Santriwati Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Siti Hajar:
Perkenalkan, nama saya Siti Hajar, Pak. Bukan Siti Nur Aisyah. Kalau itu nama ibu saya.

Terima kasih, Pak, kami sangat senang dengan adanya program vaksinasi ini. Saya ada pertanyaan untuk Bapak. Boleh kan, Pak?

Presiden RI:
Boleh.

Santriwati Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Siti Hajar:
Kapan Bapak bisa main-main ke pesantren kami. Kami rindu ini, Pak.

Presiden RI:
Ya nanti kalau pas insyaallah ke Sumut, saya datang, ini di Binjai ya?

Pendiri Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Siti Hajar:
Iya, dekat dengan menantu Bapak.

Presiden RI:
Ya, insyaallah. (Tolong) Saya diingatkan nanti pas ke Sumut.

Santriwati Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Siti Hajar:
Pak, saya ada pantun untuk Bapak.

Presiden RI:
Silakan.

Santriwati Pondok Pesantren Sabilul Mukminin, Binjai, Sumatera Utara, Siti Hajar:
Sungguh baik pak petani,
Pergi ke sawah menyemai benih,
Terima kasih, Pak Jokowi,
Saya sudah divaksin nih.

Presiden RI:
Terima kasih, terima kasih, terima kasih. Pak Kiai, terima kasih.

Saya pindah ke Provinsi Jatim, Pondok Pesantren Al-Muayyad, Sidoarjo. Silakan.

Santri-Santriwati Pondok Pesantren Al-Muayyad, Sidoarjo, Jawa Timur:
Salam Indonesia Hebat!
Al-Muayyad!
Calon mantu sae!

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Sidoarjo, K.H. Abdullah Achmad:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Sidoarjo, K.H. Abdullah Achmad:
Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo, se beden kawulah moljeh agih. Yang saya muliakan sekaligus saya hormati. Nyu’un èdhin, Pak, mohon izin memperkenalkan diri. Nama saya Abdullah Achmad, pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Alhamdulillah, beden kawulah, sareng sedajah se santrèh, las tarèh è vaksin, alhamdulillah telah divaksin. Terima kasih, mator sakalangkong, sebenyak dheg kapanjenengan, Bapak Presiden Republik Indonesia.

Presiden RI:
Nggih.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Sidoarjo, K.H. Abdullah Achmad:
Harapanipun, Bapak Presiden, harapanipun kawulah sareng sedajah, pengurus bukit jajaran Pondok Pesantren Al-Muayyad, muge-muge setelah pelaksanaan vaksinasi kadintoh, sedajah jajaran pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad termasuk beden kawulah pribadi, bisa aparing elmu, bisa mentransfer ilmu, bisa memberikan keteladanan, dan juga bisa melaksanakan (pembelajaran) langsung dan tatap muka.

Bapak Presiden, se beden kawulah moljeh agih. Kita mendoakan bersama, muge-muge panjenengan Bapak Presiden selalu diberi kesehatan, kesuksesan, terutama di dalam menangani Covid-19 ini dan mudah-mudahan Covid-19 segera usai dan segera berakhir.

Presiden RI:
Aamiin….

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Sidoarjo, K.H. Abdullah Achmad:
Sakalangkong, Pak Presiden, nyu’un èdhin poleh beden kawulah, ingkang dintoh bedeh santrèh lakèk jugen santrèh binek. Ka dintoh tor mator mator dek bedhen panjenengan. Sakalangkong.

Ayo, cong, tor mator napah mumpung kepanggih sareng Pak Presiden, cong.

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad, Rafi Akbar Maulana:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad, Rafi Akbar Maulana:
Izin memperkenalkan nama, Pak. Nami kula, Rafi Akbar Maulana Haqiqi. Biasanya dipanggil Rafi, bukan Raffi Ahmad lo, Pak.

Presiden RI:
Iya….

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad, Rafi Akbar Maulana:
Saya anak petani yang terlanda lumpur Lapindo, Pak.

Presiden RI:
Nggih.

Perwakilan Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad, Rafi Akbar Maulana:
Rumah dan kebun saya tenggelam karena lumpur Lapindo, Pak. Saya dari kecil di Pondok Pesantren Al-Muayyad ini, Pak. Alhamdulillah niki wau kula sampun divaksin, Pak. Matur nuwun sanget, Bapak Presiden, atas pelaksanaan vaksinasi di Pondok Pesantren Al-Muayyad ini. Semoga Covid-19 ini segera teratasi. Saya doakan Bapak Presiden semoga diberikan oleh Allah Swt. kesehatan dan kesuksesan dalam memimpin bangsa Indonesia ini, khususnya untuk menanggulangi Covid-19. Harapan saya, Pak, harapan saya, setelah divaksin ini, saya bisa mengaji dan bertemu Pak Kiai dan Bu Nyai di pondok pesantren, Pak. Saya sangat rindu mereka, Pak. Saya sangat ingin mengaji bertatap muka bersama, Pak.

Presiden RI:
Semuanya saya sapa, tetapi saya sangat berterima kasih kepada seluruh provinsi: Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Banten, Provinsi Kaltim, Provinsi Sumbar, Provinsi Riau, Provinsi Sulsel, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Sumut, Provinsi Jatim, dan semoga kita bisa bertatap muka di lain waktu.

Saya tutup.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.