Keterangan Pers Dan Arahan Presiden Republik Indonesia Terkait Penanganan Pandemi Virus Korona

Senin, 16 Maret 2020
Istana Kepresidenan bogor, Jawa Barat

Presiden RI:
Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Bapak/Ibu, dan Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Saya terus mengikuti perkembangan situasi terkait dengan Covid-19 dari waktu ke waktu dan terus memberikan perintah-perintah yang terukur agar kita bisa menghambat penyebaran virus Covid-19, dan tidak memperburuk dampak ekonomi yang bisa mempersulit kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, semua kebijakan baik kebijakan pemerintah pusat, maupun kebijakan pemerintah daerah akan dan harus ditelaah secara mendalam agar efektif menyelesaikan masalah dan tidak semakin memperkeruh keadaan.

Perlu saya tegaskan, yang pertama, bahwa kebijakan lockdown baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat. Kebijakan ini tidak boleh diambil oleh pemerintah daerah dan sampai saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown. Sekarang ini yang paling penting, yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat yang lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko lebih besar pada penyebaran Covid-19.

Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu terus untuk kita gencarkan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat baik itu urusan kebutuhan pokok, pelayanan kesehatan, dan pelayanan-pelayanan publik lainnya. Transportasi publik tetap harus disediakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dengan catatan, meningkatkan tingkat kebersihan moda-moda transportasi tersebut, baik itu kereta api, bus kota, MRT, LRT, bus trans (Transjakarta), yang penting bisa mengurangi tingkat kerumunan, mengurangi antrian, dan mengurangi tingkat kepadatan orang di dalam moda transportasi tersebut sehingga kita bisa menjaga jarak satu dengan lainnya.

Yang kedua, semua kebijakan besar di tingkat daerah terkait dengan Covid-19 harus dibahas terlebih dahulu dengan pemerintah pusat. Untuk mempermudah komunikasi, saya minta kepada (kepala) daerah untuk berkonsultasi, membahasnya dengan kementerian terkait dan satgas Covid-19.  

Yang ketiga, untuk menghindari kesimpangsiuran informasi yang disampaikan kepada publik, saya juga minta agar satgas Covid-19 menjadi satu-satunya rujukan informasi kepada masyarakat.

Terakhir, saya mengajak untuk cuci tangan yang bersih, tetap belajar, tetap bekerja, dan tetap beribadah. Solidaritas masyarakat adalah modal sosial kita yang penting untuk menggerakkan kita bersama-sama melawan Covid-19 ini.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Wartawan:
Pak, izin terkait belajar dari rumah, bekerja dari rumah yang Bapak maksud itu sebenarnya apa? Dan kenapa pemerintah tetap memilih untuk tidak melakukan lockdown? Terima kasih, Pak.

Presiden RI:
Ya, ini sudah dimulai pada hari ini. Mendikbud telah memanajemeni ini, mengoordinasi ini sehingga hari ini kita mendapatkan bantuan gratis untuk belajar lewat online dari Ruangguru, dari Zenius, dari Google, dari Microsoft, dari Quipper, dari Sekolahmu, dan dari Kelas Pintar. Artinya, ini sudah berjalan pada hari ini. Kita ingin mengajak agar guru juga mengarahkan ke sana dalam dua minggu ke depan sehingga betul-betul belajar dari rumah ini bisa efektif. Kalau ini bisa efektif, saya yakin akan mengurangi banyak sekali mobilitas para pelajar, mahasiswa, dan mengurangi penyebaran Covid-19.

Wartawan:
Izin Pak, untuk daerah yang sudah menetapkan belajar di rumah, bekerja dari rumah, itu nanti evaluasinya seperti apa, Pak? Apakah nanti dievaluasi langsung oleh Bapak atau dengan/melalui menteri-menteri terkait, Pak? Terima kasih.  

Presiden RI:
Ya tentu saja (oleh) menteri yang terkait, tetapi evaluasi itu juga akan terus saya ikuti. Ada yang sudah mampu dengan online, ada yang belum, sehingga di sini keaktifan setiap sekolah, keaktifan dari guru adalah menjadi hal yang penting kalau itu tidak bisa online. Tetapi jangan sampai…, kita harapkan, pelajar diliburkan tetapi justru malah bermain ke warnet (warung internet), bermain ke tempat-tempat yang banyak kerumunan orang. Saya rasa penjelasan seperti ini harus terus dilakukan.

Wartawan:
Pak, mengenai kesiapan pemerintah terkait dengan fasilitas kesehatan serta kemudahan akses masyarakat untuk menjalani tes (Covid-19) ini seperti apa sih, Pak? Karena kemarin begitu, kan hari Minggu, ada rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk secara resmi juga tidak memberikan pelayanan, begitu. Padahal sekarang pemerintah sedang fokus untuk melakukan tracing. Lalu terkait dengan mekanisme tracing, seperti apa Pak? Apakah mekanismenya hanya orang yang tampak dekat atau seperti apa? Karena, misalnya saja, teman-teman wartawan yang sebelumnya meliput di Istana begitu kan, bagaimana ini mekanismenya, Pak? Pada saat itu ada Pak Menhub, lalu kemudian prosesnya? Ini akan menjadi gambaran begitu Pak, soal keseriusan pemerintah untuk melakukan tracing begitu dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian yang cukup tinggi terkait dengan virus korona begitu, Pak. Nah, bagaimana Bapak melihat hal ini karena di negara tetangga kita, misalnya Malaysia dan Singapura memang angkanya tinggi Pak, yang positif Covid-19 tapi tidak ada yang meninggal, sedangkan (di) Indonesia ada yang meninggal. Mohon tanggapannya Pak terkait dengan hal tersebut, terima kasih.

Presiden RI:
Itu sangat teknis, nanti tolong ditanyakan kepada Menteri Kesehatan atau pun kepada Pak Achmad Yurianto, ya.

Wartawan:
Pak, mengenai ini kan artinya bahwasanya tadi Bapak menyebutkan bahwa satgas adalah satu-satunya pusat informasi. Apakah artinya nanti, pemerintah daerah juga boleh memberikan informasi atau hanya melalui satgas? Kemudian apakah dengan ini, kan, kemarin Bapak keputusannya adalah menyerahkan (kepada) daerah untuk menentukan keputusan masing-masing….

Presiden RI:
Boleh, boleh….

Wartawan:
Boleh ya Pak, ya?

Presiden RI:
Boleh, tetapi sekali lagi, untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan yang besar agar berkomunikasi dengan satgas Covid-19 (terlebih dahulu) atau pun menteri terkait.

Wartawan:
Pak, izin Pak, kan BIN (Badan Intelijen Negara) memprediksi bahwa masa puncak virus korona adalah 60 sampai 80 hari ke depan dan itu bertepatan dengan menyambut hari raya Lebaran dan Idulfitri Pak. Bagaimana pemerintah menyiapkan hal itu Pak, untuk mengantisipasi korona?

Presiden RI:
Saya kira sudah saya sampaikan minggu yang lalu bahwa dari rumah sakit pemerintah sebanyak 132, ditambah dengan 109 rumah sakit dari rumah sakit TNI, ditambah lagi dengan 65 rumah sakit dari Polri, plus rumah sakit dari BUMN, ini masih dikalkulasi lagi. Kalau itu tidak cukup, kita juga akan melibatkan rumah sakit-rumah sakit swasta. Semuanya kita kerahkan dalam rangka ini (penanganan Covid-19) dan kita memang sudah berhitung mengenai puncak itu sehingga sekali lagi, saya sudah memerintahkan kepada Menko Ekonomi, Menteri Perdagangan, kepada Bulog untuk menjaga agar stok barang terutama sembako, bahan-bahan pokok, itu betul-betul tersedia dan siap, terutama melalui Bulog, baik itu berupa beras, bawang putih, gula. Semuanya sudah disiapkan dan sudah saya perintah dua minggu yang lalu.

Wartawan:
Pak, apakah Pemerintah Indonesia menolak bantuan dari negara lain untuk menangani Covid-19 ini?

Presiden RI:
Ndak, ndak, ndak. Minggu yang lalu, saat berkomunikasi lewat telepon dengan PM Lee-Singapura, Singapura membantu banyak kepada kita. Saya enggak ingat jumlahnya, tapi cukup banyak.

Wartawan:
Pak Jokowi, apakah dengan negara lain akan meminta bantuan Pak? Maksudnya, untuk negara lain yang misalnya punya pasien banyak, misalnya…

Presiden RI:
Ya, kalau ingin membantu ya kita terima.

Wartawan:
Pak Jokowi apa sudah jadi tes (Covid-19), Pak?

Presiden RI:
Sudah, saya sudah tes. Ibu (Iriana Joko Widodo) juga sudah tes, hasilnya tanyakan ke (pihak) yang mengetes, ya.

Terima kasih, saya kira cukup.

Wartawan:
Pak, apakah sudah dapat update belum kabar dari Pak Menhub? Perkembangan kesehatan Pak Budi Karya? 

Presiden RI:
Baik, alhamdulillah.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.