Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peresmian Pabrik Amonium Nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat
Presiden RI:
Ya ini akan mendorong kemandirian produksi pupuk kita. Jadi tidak banyak bahan baku yang impor dari luar, sehingga kalau negara yang dimana kita impor ada problem di sini juga menjadi masalah seperti perang di Ukraina itu bermasalah bagi semua negara utamanya produsen-produsen pupuk. Sehingga, sekali lagi, saya sangat mengapresiasi pembangunan industri Amonium Nitrat ini di Kaltim yang kita harapkan akan menjadikan kita semakin mandiri di dalam berproduksi pupuk di tanah air.
Wartawan:
Pak, ini nanti akan berdampak ke produksi pertanian kita Pak. Seberapa besar Pak optimistisnya?
Presiden RI:
Kalau pupuk kita semakin meningkat produktivitasnya, tentu saja yang kita salurkan kepada petani juga akan semakin pasti berapa ton yang di kirim ke petani. Kemudian, kepastian mengenai timming kapan petani menggunakan pupuk juga bisa di atur oleh kementerian. Sehingga, betul-betul musim tanam tidak mundur gara-gara pupuk, produktivitas tidak turun gara-gara pupuk, ini yang kita harapkan. Dan, kalau bisa memang bisa sisa dari 21 persen dikurangi 8 persen karena sekarang sudah diproduksi oleh PT Kaltim Amonium Nitrat sisanya masih 13 persen bisa selesaikan sekalian. Sehingga, 100 persen bahan baku untuk NTK itu ada di dalam negeri. Ini akan lebih memastikan, memastikan bahwa produksi pupuk itu kita selesaikan sendiri di tanah air ya.
Wartawan:
Pak, harga pupuk gimana Pak? Katanya ada subsidi tambahan untuk pupuk.
Presiden RI:
Ya ini kan kita, tahun kemarin itu hanya 4,7 (juta ton). Ini akan kita kejar menjadi 9,5 juta ton. Sehingga, kepastian pupuk untuk petani itu betul-betul ada dan di subsidi. Kemarin sudah kita bicarakan di Rapat Paripurna dan juga kita sepakat bahwa itu akan di lakukan untuk tahun ini.
Wartawan:
Gagal panen Pak di (audio tidak jelas) karena tanggul yang jebol itu.
Presiden RI:
Ya setiap tahun itu pasti ada gagal panen, ada karena banjir, ada karena musim panas yang panjang, ada juga karena hama. Yang paling penting jangan sampai itu mengurangi dalam jumlah besar produksi kita di setiap tahunnya.
Wartawan:
Pak terakhir, Pak. Terkait dengan Amonium Nitrat.
Presiden RI:
Tadi saya lupa bahwa Amonium Nitrat ini juga menjadi bahan baku bagi industri pertahanan kita, utamanya untuk peledak. Kalau kita sudah punya juga bahan bakunya, kita tidak tergantung dengan negara lain. Ini hanya proplan saja yang perlu diindustrikan, perlu di produksi dalam negeri.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.