Peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi

Selasa, 7 Mei 2024
Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Provinsi Jawa Barat

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati, para Menteri, Kepala Staf Kepresidenan, (Pj) Gubernur Provinsi Jawa Barat, Wali Kota Depok;
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, Hadirin dan Undangan yang berbahagia.

Dalam satu bulan terakhir saya dikunjungi dua CEO dari perusahaan teknologi global yaitu Bapak Tim Cook (Timothy Donald Cook) dari Apple, kemudian Bapak Satya Nadella dari Microsoft.

Dari dua kunjungan itu, saya menekankan terus, ini saya tekankan terus hal yang sama bahwa kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar dan kita harus jadi pemain – menjadi produsen. Dan, kita juga harus hati-hati dan waspada terhadap produksi perangkat digital yang berkembang begitu sangat pesatnya. Teknologinya berkembang dan berubah sangat cepat setiap hari, pasti ada perangkat-perangkat teknologi baru yang merubah cara-cara kita bekerja, yang menawarkan kemudahan-kemudahan, yang menawarkan kecepatan, dan yang menawarkan efisiensi.

Tetapi, sayangnya, ini sayangnya, perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih di dominasi barang-barang impor. Dan, nilai defisit perdagangan sektor ini hampir US$2,1 miliar, lebih dari Rp30 triliun.

Impor juga masih mendominasi dipermohonan uji perangkat. Ini data yang saya peroleh, yang dari RRT itu ada 3.046 perangkat, sedangkan yang dari Indonesia hanya 632 perangkat, sangat jauh sekali.

Dan, dari pertemuan tadi saya memperoleh laporan bahwa misalnya untuk perangkat dari Apple, dari 320 supplier perangkat Apple di dunia, supplier dari Indonesia yang kesana itu hanya 2, hanya 2 supplier. Sedangkan, supplier dari Filipina ada 17 (supplier), dari Malaysia 19 supplier, dari Thailand 24 supplier, dari Vietnam 72 supplier. Padahal kalau di ASEAN, GDP (Gross Domestic Product) kita itu paling besar, 46 persen GDP ASEAN itu ada di Indonesia tetapi untuk supplier kita tadi hanya 2 (supplier).

Kenapa kita diam? Kenapa Bapak-Ibu diam semuanya? Kaget? Memprihatinkan. Tetapi, inilah pekerjaan besar yang harus kita kejar. Negara lain bisa dapat puluhan, kita hanya dapat, sekali lagi hanya dapat 2 (supplier). Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kemampuan industri teknologi lokal kita.

Dan, saya tekankan kita tidak boleh hanya menjadi pengguna teknologi saja, kita tidak ingin menjadi pasarnya mereka, kita ingin menjadi pemain kunci dalam rantai pasok teknologi global. Dan, tentu saja ini harus ada keberanian, harus ada terobosan-terobosan yang kita lakukan.

Hadirin yang saya hormati,
Dan saya bersyukur sekarang kita memiliki Indonesia Digital Test House, Pusat Pengujian Perangkat yang berstandar internasional, yang tadi telah disampaikan oleh Menteri Kominfo (bahwa) terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara. Dan, ini akan menjadi pusat sertifikasi perangkat digital terdepan di kawasan.

Saya tadi sudah mutar ke semua ruangan, memang perangkatnya super modern, sangat bagus. Karena memang untuk membangun ini anggaran yang digunakan hampir Rp1 triliun, kurang sedikit. Saya tadi tanya habis berapa ini? Rp980 miliar. Jadi, kalau peralatannya super canggih seperti itu ya enggak kaget karena anggarannya gede.

Dan, saya tahu pengujian perangkat ini memiliki peran yang sangat krusial, seluruh perangkat digital di uji di tempat ini. Tadi sudah disampaikan oleh Menteri Kominfo bahwa Laptop, HP, Bluetooth, Access Point, Televisi Digital, Handy Talkie (HT), Radar, semuanya di uji di balai ini sebelum dipasarkan di uji di sini untuk memastikan standar keamanan, memastikan standar kesehatan dan standar untuk keselamatan pengguna perangkat-perangkat digital ini dapat terpenuhi.

Saya mengharapkan IDTH ini tidak hanya menjadi tempat uji sertifikasi, tidak boleh berhenti sekedar pengadaan alat dan teknologi saja tetapi juga menjadi tempat untuk mendorong inovasi, memperkuat ekosistem teknologi digital lokal dengan kemudahan akses sertifikasi.

Oleh karena itu, saya minta Kemenkominfo untuk terus mendorong IDTH menjadi pusat R&D (Research and Development), menggandeng perguruan tinggi, menggandeng Start-Up serta kalangan UMKM, mendorong research dan paten, mendukung pengembangan pengujian dan sertifikasi produk-produk lokal agar produk perangkat digital dalam negeri mampu bersaing.

Inilah yang kita cita-citakan bersama-sama. Digitalisasi menjadi basis bagi pengembangan industri dan ekonomi dalam negeri dengan menempatkan produsen lokal menjadi raja di negeri sendiri.

Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Indonesia Digital Test House (IDTH) saya resmikan pagi hari ini.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.