Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024

Selasa, 20 Februari 2024
Ballroom Hotel St. Regis, Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastyastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati Ketua MPR RI beserta para Pimpinan Lembaga-lembaga Tinggi Negara;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Bank Indonesia beserta jajaran Dewan Gubernur;
Yang saya hormati Ketua Dewan Komisioner OJK beserta seluruh jajaran;
Yang saya hormati para Anggota Komisi XI DPR RI;
Yang saya hormati Ketua Dewan Komisioner LPS beserta jajaran;
Bapak-Ibu, Hadirin, dan Undangan yang berbahagia.

Saya tahu bahwa banyak pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu, wait and see, karena agak khawatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu. Tetapi sekarang alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS juga dengan riang gembira. Dan kita harapkan arus modal masuk, investasi sehabis pemilu ini bisa bergerak lebih meningkat dan lebih baik lagi.

Tapi kita melihat bahwa geopolitik global masih tetap kurang baik, kurang kondusif. Kita lihat perang juga masih berjalan di Ukraina, di Gaza. Tapi yang paling penting politik negara kita, politik dalam negeri kita stabil, dan pastinya ini melegakan para pelaku industri keuangan dan membangkitkan industri keuangan yang semakin kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Saya senang tadi mendengar apa yang disampaikan oleh Bapak Ketua OJK mengenai resistensi industri keuangan. Tingkat permodalan perbankan mencapai 27,69 persen, ini di atas negara-negara di kawasan. Kredit perbankan juga masih bisa tumbuh di double digit, di 10,38 (persen) year-on-year, ini juga sudah di atas level prapandemi. Dan ekonomi Indonesia juga tumbuh masih sangat baik, yaitu 5,05 persen. Inflasi juga terkendali, terjaga di 2,57 persen. Cadangan devisa kita masih di USD145 billion. Neraca dagang kita juga surplus USD36 billion atau kira-kira Rp570 triliun. Current account deficit kita juga surplus di 0,16 persen. Saya kira angka-angka seperti ini yang harusnya kita optimistis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024.

Tapi tetap harus hati-hati, tetap harus waspada karena ekonomi global yang berubah sangat cepat, disrupsi teknologi yang masih terjadi, tadi saya sampaikan geopolitik juga masih belum jelas akan selesai kapan, akan ke mana. Dan kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di ’98 di Asian financial crisis, kemudian di 2008 juga global financial crisis, dan juga di 2023 kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita, menjaga ekonomi kita.

Kita harus juga menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan. Dan tadi sudah disampaikan oleh Pak Ketua OJK, OJK harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Di catatan saya di sini, tingkat inklusi keuangan kita di angka 75 persen dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023.

Dan yang tidak kalah pentingnya, dukungan kita terhadap UMKM melalui perbankan dan asuransi kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih di angka 19 persen. Ini perlu sebuah terobosan, perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan untuk UMKM sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik.

Terakhir, saya mengapresiasi penyempurnaan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan tadi oleh Pak Ketua OJK sehingga Inisiatif Keuangan Hijau dapat menyeimbangkan aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan inklusivitas.

Dan terima kasih atas dedikasi Bapak-Ibu, atas kerja keras OJK dalam memajukan sektor keuangan.

Dan mari kita bersama-sama menghadapi tantangan dan mencapai pertumbuhan ekonomi kita yang lebih baik.

Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.