Silaturahmi dengan Peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)-KIS (Kartu Indonesia Sehat) Gunungkidul
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden RI:
Mas Susanto, nggeh.
Peserta JKN-KIS-1:
Saya pasien cuci darah sudah menjalani…
Presiden RI:
Cuci darah nggeh?
Peserta JKN-KIS-1:
Iya. Sudah menjalani selama 10 tahun, Pak.
Presiden RI:
10 tahun cuci darah, nggeh.
Peserta JKN-KIS-1:
Ini teman-teman saya juga.
Presiden RI:
Oh, sami nggeh, nggeh, nggeh, nggeh, nggeh, nggeh, nggeh, nggeh.
Hati-hati, semuanya harus sehat. Karena kalau yang namanya cuci darah itu berapa minggu sekali?
Peserta JKN-KIS-1:
Seminggu dua kali, Pak.
Presiden RI:
Seminggu?
Peserta JKN-KIS-1:
Dua kali.
Presiden RI:
Dua kali seminggu atau dua minggu sekali?
Peserta JKN-KIS-1:
Seminggu dua kali.
Presiden RI:
Seminggu dua kali.
Peserta JKN-KIS-1:
Iya, seminggu dua kali. Pokoknya setiap hari harus cuci darah.
Presiden RI:
Oh, mboten nggeh. Sudah selama 10 tahun.
Peserta JKN-KIS-1:
Iya, Pak.
Presiden RI:
Nggeh. Dikenai biaya?
Peserta JKN-KIS-1:
Tidak.
Presiden RI:
Tidak. Sama sekali?
Peserta JKN-KIS-1:
Sama sekali. Semenjak ada program BPJS ini alhamdulillah pasien itu merasakan manfaatnya Pak.
Presiden RI:
Nggeh.
Peserta JKN-KIS-1:
Selama cuci darah enggak sama sekali di pungut biaya. Alhamdulillah gratis.
Presiden RI:
Cobi panjenengan bayangkan kalau Mas Susanto tadi nggeh, seminggu cuci darah dua kali (biaya) Rp820.000 sekali cuci darah. Kalau Tipe A – Rp1,2 juta, bayangkan seminggu dua kali, setahun berapa? 10 tahun berapa? Itulah tugas pemerintah, tugas negara memberikan jaminan pada rakyatnya yang sakit.