Silaturahmi Dengan Peserta Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) Binaan Permodalan Nasional Madani (PNM)

Rabu, 7 Februari 2024
Lapangan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati Bapak Menteri Perhubungan. Beliau ikut di sini karena baru saja kita meresmikan Jalan Tol Indrapura – Tebing Tinggi, Indrapura – Limapuluh;
Yang saya hormati Ketua Komisi I DPR RI Ibu Meutya Hafid;
Yang saya hormati (Pj.) Gubernur Sumatera Utara, (Pj.) Bupati Batubara;
Yang saya hormati Direktur Utama PNM Mekaar Bapak Arief Mulyadi;
Ibu-ibu semuanya, seluruh Nasabah PNM yang saya hormati, yang saya cintai, yang saya banggakan, serta para Account Officer (AO) yang selalu mendampingi Ibu-ibu semuanya.

Selamat pagi.

Enggak tahu ya, saya pagi hari ini kok seneng banget. Karena apa? Saya melihat, begitu saya masuk, Ibu-ibu kok semangat sekali.

Ini modal utama, semangat itu modal utama dalam kita berusaha. Benar ndak?

Yang kedua, kerja keras, kerja keras.

Dan juga disiplin ini penting.

Kerja keras, yang pertama, saya ingin sampaikan, saya ingat waktu saya memulai usaha tahun ’88 saya itu hanya berjualan di Kota Solo. Kemudian tahun kedua, saya sudah bisa berjualan ke Jakarta dan sekitarnya. Tahun ketiga, saya sudah bisa ekspor saat itu, bisa ekspor pada tahun ketiga.

Karena apa? Kalau teman-teman saya kerja jam 08.00 sampai jam 16.00, saya bekerja dari subuh sampai tengah malam. Itu yang namanya kerja keras, subuh sampai tengah malam.

Yang kedua, disiplin ini penting sekali karena ini akan membentuk karakter kewirausahaan kita, entrepreneurship kita. Kalau sudah bilang, “Senin saya mencicil,” Senin harus betul-betul mencicil. “Sabtu harus kumpul uang untuk mencicil”, Sabtu juga harus bayar/mencicil. Itu yang namanya disiplin, penting karena ini membentuk dari usaha mikro, usaha kecil.

Begitu nanti Ibu-ibu sudah bisa masuk ke level berikutnya, tingkat berikutnya, masuk ke perbankan, semangat itu tetap, disiplin setiap tanggal waktu yang sudah ditentukan untuk mencicil apa yang sudah menjadi komitmen.

Dan saya senang di PNM Mekaar itu kredit macetnya hanya 0,5 persen, keciiil sekali. Artinya ibu-ibu semuanya ini disiplin bayar tepat waktu. 0,5 persen kecil sekali.

Saya ingat, tahun 2015 saat PNM ini didirikan, dibangun, itu baru ada 400 ribu nasabah di seluruh Indonesia, 400 ribu, 2015-2016 400 ribu. Sekarang, sampai hari ini nasabah PNM Mekaar sudah 15,2 juta nasabah. Artinya program ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan ekonomi keluarga, meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan membentuk karakter yang baik.

(Ini angin terus ini lo)

Jadi, dari 400 ribu melompat menjadi 15,2 juta, dan dari awal di 2015-2016 itu yang diberikan hanya Rp800 miliar sekarang sudah Rp244 triliun yang sudah tersalur dan beredar di antara Ibu-ibu semuanya. Khusus di Provinsi Sumatera Utara, ini juga terbesar (jumlah) nasabahnya, 1,1 juta nasabah, dan yang tersalur Rp17,5 triliun, gede sekali.

Tapi hati-hati, saya titip hati-hati. Ini bukan uang kita ya, Rp17,5 triliun khusus di Sumatera Utara. Kalau kita pinjam dapat Rp6 juta, waktu membawa pulang senang, ya kan. Saya hanya titip, saya hanya titip, Rp6 juta itu digunakan semuanya untuk modal usaha. Setuju? Rp6 juta itu digunakan semuanya untuk modal kerja kita. Setuju?

Jangan ada tengok-tengok ke kanan-kiri. Bawa Rp6 juta, tengok tetangganya TV-nya gede, nah “Saya juga mau.” Separuhnya dipakai untuk beli TV, Rp3 juta. Yang Rp3 juta (sisanya) untuk modal kerja. Ini hati-hati, jangan terjadi seperti itu.

Enaknya barang-barang konsumsi itu enaknya tidak lebih dari enam bulan. Begitu masuk ke bulan ketujuh, sudah enggak bisa mencicil, enggak bisa mengangsur. Ini yang harus hati-hati.

Dan saya senang juga produk-produk yang ada di Sumatera Utara ini packaging-nya, kemasannya sudah bagus-bagus. Ini tadi saya beli di depan, coba dilihat, keripik tempe, tapi kemasannya seperti ini. Bagus ndak? Bagus sekali.

Keripik tempe diberi merek Bilqis. Mereknya juga bagus.

Ini kemasan yang baik, kemasan yang baik.

Dan ini bisa dijual di mana-mana, di pasar juga bisa, di supermarket juga bisa, di hypermarket juga bisa. Benar ndak?

Ini saya juga lihat tadi, keripik jahe. Kemasannya juga bagus sekali. Coba dilihat.

Produk-produk dengan kemasan yang sangat baik ini gampang dijual asalkan harganya kompetitif, asalkan harganya bisa bersaing. Ini bagus sekali. Sumatera Utara, saya harus akui, acung jempol untuk urusan ini.

Ini juga ada kemasan yang seperti ini. Ini bagus, bisa dijual di warung, bisa dijual di supermarket, bisa dijual di hypermarket, dijual di mana pun bisa (dengan) kemasan-kemasan yang bagus seperti ini.

Tapi yang paling penting juga, tolong harganya dihitung betul, harus bersaing. Keuntungan sedikit enggak apa-apa, tapi jualannya bisa banyak. Artinya untungnya juga banyak.

Yang keempat, ini juga hal-hal yang spesial menurut saya: susu kambing, tapi kemasannya bagus sekali. Ada yang murni, ada yang cokelat, rasanya macam-macam. Ini juga bagus sekali.

Inilah produk-produk yang saya lihat masih banyak yang bisa dikembangkan, masih banyak yang bisa diperbaiki, baik itu kemasan, baik urusan harga, semuanya.

(Acara dilanjutkan dengan dialog)

Ibu-ibu yang saya hormati,
Pemerintah lewat PNM Mekaar ini ingin memberikan kail, tidak memberikan ikan, dan saya senang ini disambut baik oleh Ibu-ibu semuanya.

Ada 15,2 juta nasabah yang telah memanfaatkan PNM Mekaar, dan ini akan membentuk sebuah karakter yang baik kalau Ibu-ibu, sekali lagi, disiplin dalam mencicil, kerja keras dalam membangun usaha yang Ibu-ibu miliki, dan itu akan bisa memberikan dampak kesejahteraan kepada keluarga kita, juga dampak pada perekonomian nasional kita karena uang yang beredar lewat PNM Mekaar ini sudah Rp244 triliun, jumlah yang tidak sedikit.

Sekali lagi, saya harapkan Ibu-ibu tetap semangat, bekerja keras, disiplin.

Dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada AO/pendamping yang selalu ikut mengawal, mengingatkan kita semuanya agar tetap disiplin dalam mengangsur dan bekerja keras untuk usaha yang kita miliki.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini.

Saya tutup.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.